PENDEKATAN
PEMBELAJARAN
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah ini yang berjudul “PENDEKATAN PEMBELAJARAN”
dengan baik. Makalah ini di susun berdasarkan tugas dari proses pembelajaran
yang di berikan oleh dosen pembimbing kepada penulis.
Dengan
penuh kerendahan hati secara tulus penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah turut membantu dalam penulisan makalah ini
terutama kepada Dosen Pembimbig yang telah banyak meluangkan waktunya demi
memberikan bimbingan, arahan, motivasi, hingga selesainya penyusunan makalah
ini.
Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi para pembaca. Selain itu, harapan penulis semoga makalah ini dapat membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Penulis juga menyadari bahwa dalam menyusun dan membuat
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu, penulis sangat
mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Sabtu, 9 September 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................... ii
Bab 1 Pendahulan
A.
Latar Belakang..................................................................................... .... 1
B.
Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C.
Tujuan........................................................................................................ 2
Bab 2 Pembahasan
A.
Pengertian Pendekatan Pembelajaran................................................... .... 3
B.
Fungsi Pendekatan Pembelajaran.............................................................. 4
C.
Jenis Pendekatan Pembelajaran ................................................................ 5
Bab 3 Penutup
1.
Kesimpulan........................................................................................... .... 8
2.
Saran.......................................................................................................... 8
Daftar Pustaka.................................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Beakang
Pendekatan pembelajaran merupakan
jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan intruksional
untuk suatu satuan intruksional tertentu. Pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas
guru dalam memilih kegiatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran ini sebagai
penjelas untuk mempermudah bagi para guru memberikan pelayanan belajar dan juga
mempermudah bagi siswa untuk memahami materi ajar yang disamapikan guru dengan
memelihara suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Pada pokoknya pendekatan
pembelajaran dilakukan oleh guru untuk menjelaskan materi pelajaran dari
bagian-bagian yang satu dengan bagian lainnya berorientasi pada
pengalaman-pengalaman yang dimiliki siswa untuk mempelajari konsep, prinsip
atau teori yang baru tentang suatu bidang ilmu.
Sehingga
dalam mengajar diperlukan pendekatan
dalam pembelajaran , pendidik harus pandai menggunakan pendekatan secara arif
dan bijaksana. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan
perbuatan. Setiap pendidik tidak selalu memiliki suatu pandangan yang sama
dalam hal mendidik anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang
pendidik ambil dalam pengajaranPendidik
yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik
lainnya, akan berbeda dengan pendidik yang memandang anak didik sebagai makhluk
yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Maka adalah penting untuk
meluruskan pandangan yang keliru dalam menilai anak didik. Untuk itu pendidik
perlu menyadari dan memaklumi bahwasanya anak didik itu merupakan individu
dengan segala perbedaannya sehingga
diperlukan beberapa pendekatan dalam
proses belajar mengajar.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
pendekatan yang dilakukan dalam pembelajaran ?
2.
Apa
fungsi-fungsi dari pendekatan dalam pembelajaran ?
3.
Apa
jenis-jenis pendekatan dalam pembelajaran ?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui
pendekatan yang dilakukan dalam pembelajaran.
2.
Mengetahui
fungsi-fungsi dari pendekatan dalam pembelajaran.
3.
Mengetahui
jenis-jenis pendekatan dalam pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pendekatan dalam Pembelajaran
Interaksi
dalam pembelajaran adalah bagaimana cara guru dapat meningkatkan motivasi
belajar dari siswa. Hal ini berkaitan dengan strategi apa yang dipakai oleh
guru, bagaimana guru melakukan pendekatan terhadap siswanya. Dalam sebuah
pembelajaran yang baik guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator.
Dalam peranannya sebagai pembimbing,
guru berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses
interaksi yang kondusif. Guru sebagai fasilitator, guru berusaha memberikan
fasilitas yang baik melalui pendekatan-pendekatan yang dilakukan. Proses
interaksi pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar pada siswa ialah
bagaimana cara guru melakukan pendekatan yang sesuai dengan karakter
pembelajaran.Pendekatan (approach) pembelajaran adalah cara yang ditempuh guru
dalam pelaksanaan agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi dengan sisiwa.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan juga sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu.
Di lihat dari pendekatannya,
pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
1.
Pendekatan yang berpusat atau
berorientasi pada pada siswa (student
centered approach), dimana pada
pendekatan jenis ini guru melakukan pendekatan dengan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran
2.
Pendekatan pembelajaran
yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered
approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru menjadi subjek utama dalam
proses pembelajaran.
B.
Fungsi Pendekatan dalam Pembelajaran
Fungsi pendekatan bagi suatu
pembelajaran adalah :
1.
Sebagai pedoman umum dalam menyusun
langkah-langkah metode pembelajaran yang akan digunakan.
2.
Memberikan garis-garis rujukan untuk
perancangan pembelajaran.
3.
Menilai hasil-hasil pembelajaran
yang telah dicapai.
4.
Mendiaknosis masalah-masalah
belajar yang timbul.
5.
Menilai hasil penelitian dan
pengembangan yang telah dilaksanakan.
C.
Jenis-Jenis Pendekatan dalam
Pembelajaran
1.
Pendekatan Kontekstual / Contextual Teaching and
Learning (CTL)
Pendekatan Kontekstual atau
Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (US
Departement of Education, 2001). Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa
makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya.
Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai
hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat mereka memposisikan sebagai diri sendiri
yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan
berusaha untuk menggapinya.
Pendekatan konstektual merupakan
pendekatan yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkanya dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat.pendekatan kontekstual sendiri dilakukan dengan
melibatkan komponen komponen pembelajaran yang efektif yaitu konstruktivisme,
bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, penilaian
sebenarnya.
Dalam pengajaran kontekstual
memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang penting, yaitu :
- Mengaitkan. adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan demikian, mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi baru.
- Mengalami. merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan berarti menghubungkan informasi baru dengan pengelaman maupun pengetahui sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk penelitian yang aktif.
- Menerapkan. Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan pemecahan masalah. Guru dapet memotivasi siswa dengan memberikam latihan yang realistic dan relevan.
- Kerjasama. Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu kemajuan yang signifikan. Sebaliknya, siswa yang bekerja secara kelompok sering dapat mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit bantuan. Pengalaman kerjasama tidak hanya membanti siswa mempelajari bahan ajar, tetapi konsisten dengan dunia nyata.
- Mentransfer. Peran guru membuat bermacam-macam pengalaman belajar dengan focus pada pemahaman bukan hapalan
Kelebihan pendekatan Kontekstual
- Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sihingga tidak akan mudah dilupakan.
- Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”.
Kelemahan Pendekatan Kontekstual
- Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode CTL. Guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau ” penguasa ” yang memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide–ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi–strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.
2.
Pendekatan Kontruktivisme
Pendekatan konstruktivisme merupakan
pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada tingkat kreatifitas
siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi pengembangan
diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan.
Dalam pendekatan konstruktivisme ini
peran guru hanya sebagai pembibimbing dan pengajar dalam kegiatan pembelajaran.
Olek karena itu , guru lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan ide-ide baru yang sesuai dengan
materi yang disajikan unutk meningkatkan kemampuan siswa secara pribadi.Jadi
pendekatan konstruktivisme merupakan pembelajaran yang lebih mengutamakan
pengalaman langsung dan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Secara umum yang disebut
konstruktivisme menekankan kontribusi seseorang pembelajar dalam memberikan
arti, serta belajar sesuatu melalui aktivitas individu dan sosial. Tidak ada
satupun teori belajar tentang konstruktivisme, namun terdapat beberapa
pendekatan konstruktivis, misalnya pendekatan yang khusus dalam pendidikan
matematik dan sains. Beberapa pemikir konstruktivis seperti Vigotsky menekankan
berbagi dan konstruksi sosial dalam pembentukan pengetahuan (konstruktivisme
sosial); sedangkan yang lain seperti Piaget melihat konstruksi individu lah
yang utama (konstruktivisme individu).
Konstrukstivisme Individu
Konstrukstivisme Individu
Para psikolog konstruktivis yang
tertarik dengan pengetahuan individu, kepercayaan, konsep diri atau identitas
adalah mereka yang biasa disebut konstruktivis individual. Riset mereka
berusaha mengungkap sisi dalam psikologi manusia dan bagaimana seseorang
membentuk struktur emosional atau kognitif dan strateginya
Konstrukstivisme Sosial
Berbeda dengan Piaget, Vygotsky
percaya bahwa pengetahuan dibentuk secara sosial, yaitu terhadap apa yang
masing-masing partisipan kontribusikan dan buat secara bersama-sama. Sehingga
perkembangan pengetahuan yang dihasilkan akan berbeda-beda dalam konteks budaya
yang berbeda. Interaksi sosial, alat-alat budaya, dan aktivitasnya membentuk
perkembangan dan kemampuan belajar individual.
Kelebihan Pendekatan Konstruktivisme
Dalam penerapannya, pendekatan
konstruktivisme memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Ella (2004:55)
menjelaskan bahwa pendekatan konstruktivisme membantu siswa menguasai tiga hal
, yaitu:
- Siswa diajak memahami dan menafsirkan kenyataan dan pengalamannya yang berbeda.
- Siswa lebih mampu mengatasi masalah dalam kehidupan nyata.
- Pemahaman konstruktivisme, yaitu membangun dan mengetahui bagaimana menggunakan pengetahuan dan keahlian dalam situasi kehidupan nyata.
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa pendekatan konstruktivisme memiliki berbagai kelebihan antara
lain:
- Dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme siswa akan aktif dalam pembelajaran
- Menjadikan proses pembelajaran tersebut menyenangkan dan lebih bermakna bagi siswa
- Siswa membangun sendiri pengetahuannya maka siswa tidak mudah lupa dengan pengetahuannya
- Suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena menggunakan realitas kehidupan sehingga siswa tidak cepat bosan belajar
- Siswa merasa dihargai dan semakin terbuka, karena setiap jawaban siswa ada penilaiannya
- Memupuk kerjasama dalam kelompok.
Dengan adanya kelebihan pada
pendekatan konstruktivisme ini maka siswa di harapkan dapat menyelesaikan
masalah dengan berbagai cara, jadi peserta didik akan terlatih untuk dapat
menerapkannya dengan situasi yang berbeda atau baru.
Kekurangan Pendekatan Konstruktivisme
Selain memiliki kelebihan pendekatan
konstruktivisme juga memiliki kekurangan. Namun kekurangan ini dapat kita atasi
seperti:
- Siswa masih kesulitan dalam menemukan sendiri jawabannya
- Membutuhkan waktu yang lama terutama bagi siswa yang lemah
- Siswa yang pandai kadang-kadang tidak sabar dalam menanti temannya yang belum selesai.
Dari uraian tadi dapat disimpulkan
kelemahan pendekatan konstruktivisme dapat ditolerir, maka guru hendaknya dapat
membimbing siswa agar dapat menemukan jawabannya, kemudian guru menambah waktu
belajar bagi siswa yang lemah dalam proses pembelajaran, serta memberikan
nasehat agar menghargai teman dalam belajar Sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
3.
Pendekatan Deduktif
Pembelajaran dengan pendekatan
deduktif terkadang sering disebut pembelajaran tradisional yaitu guru memulai
dengan teori-teori dan meningkat ke penerapan teori. Dalam bidang ilmu sains
dijumpai upaya mencoba pembelajaran dan topik baru yang menyajikan kerangka
pengetahuan, menyajikan teori-teori dan rumus dengan sedikit memperhatikan
pengetahuan utama siswa, dan kurang atau tidak mengkaitkan dengan pengalaman
mereka. Pembelajaran dengan pendekatan deduktif menekankan pada guru
mentransfer informasi atau pengetahuan.
Menurut Setyosari (2010:7)
menyatakan bahwa “Berpikir deduktif merupakan proses berfikir yang didasarkan
pada pernyataan-pernyataan yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus
dengan menggunakan logika tertentu.”
Hal serupa dijelaskan oleh Sagala
(2010:76) yang menyatakan bahwa: Pendekatan deduktif adalah proses penalaran
yang bermula dari keadaaan umum kekeadaan yang khusus sebagai pendekatan
pengajaran yang bermula dengan menyajikan aturan, prinsip umum diikuti dengan
contoh-contoh khusus atau penerapan aturan, prinsip umum itu kedalam keadaan
khusus.
Sedangkan menurut Yamin (2008:89)
menyatakan bahwa “Pendekatan deduktif merupakan pemberian penjelasan tentang
prinsip-prinsip isi pelajaran, kemudian dijelaskan dalam bentuk penerapannya
atau contoh-contohnya dalam situasi tertentu.”
Dalam pendekatan deduktif
menjelaskan hal yang berbentuk teoritis kebentuk realitas atau menjelaskan
hal-hal yang bersifat umum ke yang bersifat khusus. Disini guru menjelaskan
teori-teori yang telah ditemukan para ahli, kemudian menjabarkan kenyataan yang
terjadi atau mengambil contoh-contoh.
Dari penjelasan beberapa teori dapat
diambil kesimpulan bahwa pendekatan deduktif adalah cara berfikir dari hal yang
bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus.
4.
Pendekatan Induktif
Berbeda dengan pendekatan deduktif
yang menyimpulkan permasalahan dari hal-hal yang bersifat umum, maka pendekatan
induktif (inductif approach) menyimpulkan permasalahan dari hal-hal yang
bersifat khusus.. Metode induktif sering digambarkan sebagai pengambilan
kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu yang khusus.
Pendekatan induktif menekanan pada
pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut.
Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari
khusus menjadi umum. Pendekatan induktif merupakan proses penalaran yang
bermula dari keadaan khusus menuju keadaan umum.
Sedangkan menurut Yamin (2008:89)
menyatakan bahwa: Pendekatan induktif dimulai dengan pemberian kasus, fakta,
contoh, atau sebab yang mencerminkan suatu konsep atau prinsip. Kemudian siswa
dibimbing untuk berusaha keras mensintesiskan, menemukan, atau menyimpulkan
prinsip dasar dari pelajaran tersebut.
Mengajar dengan pendekatan induktif
adalah cara mengajar dengan cara penyajian kepada siswa dari suatu contoh yang
spesifik untuk kemudian dapat disimpulkan menjadi suatu aturan prinsip atau
fakta yang pasti.
Dari beberapa pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa pendekatan induktif adalah pendekatan pengajaran yang berawal
dengan menyajikan sejumlah keadaan khusus kemudian dapat disimpulkan menjadi
suatu kesimpulan, prinsip atau aturan.
5.
Pendekatan Konsep
Pendekatan konsep adalah pendekatan
yang mengarahkan peserta didik meguasai konsep secara benar dengan tujuan agar
tidak terjadi kesalahan konsep (miskonsepsi).. Konsep merupakan struktur mental
yang diperoleh dari pengamatan dan pengalaman.
Pendekatan Konsep merupakan suatu
pendekatan pengajaran yang secara langsung menyajikan konsep tanpa memberi
kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh.
Ciri-ciri suatu konsep adalah
a.
Konsep memiliki gejala-gejala tertentu
- Konsep diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman langsung
- Konsep berbeda dalam isi dan luasnya
- Konsep yang diperoleh berguna untuk menafsirkan pengalaman-pengalaman
- Konsep yang benar membentuk pengertian
- Setiap konsep berbeda dengan melihat ciri-ciri tertentu
Kondisi-kondisi yang dipertimbangkan
dalam kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan konsep adalah:
- Menanti kesiapan belajar, kematangan berpikir sesuai denaan unsur lingkungan.
- Mengetengahkan konsep dasar dengan persepsi yang benar yang mudah dimengerti.
- Memperkenalkan konsep yang spesifik dari pengalaman yang spesifik pula sampai konsep yang kompleks.
- Penjelasan perlahan-lahan dari yang konkret sampai ke yang abstrak.
6.
Pendekatan Proses
Pendekatan proses merupakan
pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati
proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses.
Pendekatan proses adalah pendekatan
yang berorientasi pada proses bukan hasil. Pada pendekatan ini peserta didik
diharapkan benar-benar menguasai proses. Pendekatan ini penting untuk melatih
daya pikir atau mengembangkan kemampuan berpikir dan melatih psikomotor peserta
didik. Dalam pendekatan proses peserta didik juga harus dapat mengilustrasikan
atau memodelkan dan bahkan melakukan percobaan. Evaluasi pembelajaran yang
dinilai adalah proses yang mencakup kebenaran cara kerja, ketelitian,
keakuratan, keuletan dalam bekerja dan sebagainya.
Kelebihan Pendekatan Proses
a.
Memberi bekal cara memperoleh pengetahuan, hal yang
sangat penting untuk pengembangan pengetahuan dan masa depan.
- Pendahuluan proses bersifat kreatif, siswa aktif, dapat meningkatkan keterampilan berfikir dan cara memperoleh pengetahuan.
Kelemahan Pendekatan Proses
- Memerlukan banyak waktu sehingga sulit untuk dapat menyelesaikan pengajaran yang ditetapkan dalam kurikulum.
- Memerlukan fasilitas yang cukup baik dan lengkap sehingga tidak semua sekolah dapat menyediakannya.
- Merumuskan masalah, menyusun hipotesis, merancangkan suatu percobaan untuk memperoleh data yang relevan adalah pekerjaan yang sulit, tidak semua siswa mampu melaksanakannya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendekatan
pembelajaran dapat berarti titik tolak atau sudut pandang terhadap proses
pembelajaran atau merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan peserta didik
di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran, yang berusaha meningkatkan
kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dalam pengolahan
pesan sehingga tercapai sasaran belajar.
Jenis-jenis
pendekatan dalam pembelajaran:
1.
Pendekatan Konstektual
2.
Pendekatan Konstruktivisme
3.
Pendekatan Deduktif
4.
Pendekatan Induktif
5.
Pendekatan konsep
6.
Pendekatan proses