A.
JUDUL
PERCOBAAN
Aluminium dan senyawanya
B.
TUJUAN
PERCOBAAN
Mempelajari sifat-sifat logam aluminium dan persenyawaannya
C.
LANDASAN
TEORI
Materi adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai
massa, dan kimia adalah ilmu tentang materi dan perubahannya. Zat adlah materi
yang memiliki susunan tertentu atau tetap dan sifat-sifat tertentu pula.
Contohnya adalah air, perak, etanol, garam dapur (natrium klorida) dan karbon
dioksida. Zat yang satu berbeda susunanya dari zat lainnya dan dapat di
identifikasi dari penampilannya, baunya, rasanya dan sifat-sifatnya yang lain.
Saat ini diidentifikasi dari penampilannya dikenal dari 13 juta zat, dan
jumlahnya terus bertambah dengan cepat. Campuran adlah penggabungan dua atau
lebih zat dimana dalam penggabungan ini zat-zat tersebut mempertahankan
identifikasinya masing-masing. Suatu zat dapat berupa unsur atau senyawa. Unsur
adalah zat yang tidak dapat dipisahkan lagi menjadi zat-zat yang lebih
sederhana dengan cara kimia (Chang, 2004: 6-7).
Aluminium adlah logam putih yang lihat dan dapat ditempa, bubuknya
berwarna abu-abu. Ia melebur pada 6590C. Bila terkena udara, objek-objek
aluminium teroksidasi pada permukaanya, tetapi lapisan oksidasi ini melindungi
objek dari oksidasi lebih lanjut. Asam klorida encer dengan mudah melarutkan
logam ini, pelarutan lebih lambat dalam asam sulfat encer atau asam nitrat
encer:
2 Al + 6 H+ 2 Al + 3H2
Proses pelarutan dapat dipercepat dengan menambahkan sedikit
merkurium (II) klorida pada campuran. Asam klorida pekat juga melarutkan
aluminium:
2 Al + HCI 2 Al 3+ + 3H2
+ 6Cl-
Asm sulfat pekat melarutkan aluminium dengan membebaskan belerang
dioksida:
2 Al + H2SO4 2Al 3+ + 3SO42-
+ 3SO4 + 6H2O
Asam nitrat pekat melarutkan membuat logam menjadi pasif. Dengan
hidroksida-hidroksida alkali, terbentuk larutan tetrahidroksoaluminat:
2Al + 2 OH- + 6H2O 2[Al (OH)2]- +
3 H2
(Svehla,
1985: 266).
Aluminium merupakan
logam berwarna putih keperakan dengan kerapatan yang rendah. Bilamana aluminium
dibakar dalam udara, akan ditutupi oleh selaput tipis dari senyawa oksidanya.
AlO3. Lapisan ini juga terbakar jika logam aluminium dibiarkan dalam
udara. Logam aluminium dapat bereaksi dengan asam klorida dan asm sulfat, baik
yang encer maupun yang pekat menghasilkan garmnya. Dengan asam nitrat, logam
aluminium tidak bereaksi karena permukaan menjadi pasif, tetapi dalam keadaan
tidak murni akan bereaksi dengan asam nitrat dalam sebarang kepekatan. Larutan
alkali kaustik panas bereaksi dengan aluminium membentuk aluminat dan gas
hidrogen.
2Al + 2H2O 2 NaAl O3 + 3 H2
Persenyawaan aluminium merupakan yang sudah banyak kita kenal
adalah aluminium hidroksida Al (OH)3. Senyawa ini diperoleh dengan
mereaksikan garam aluminium dengan larutan ammonium hidroksida.
Al 3+ + NH4OH Al (OH)3 + 3NH4+
(Tim Dosen Anorganik, 2017: 1).
Aluminium yang digunakan
merupakan paduan antara aluminium dengan unsur logam lainnya yang termasuk
logam ringan berkekuatan tinggi, tahan terhadap karat, dan merupakan konduktor
listrik beberapa kekurangan dalam hal pengelusan, diantaranya :
a.
Karena
panas jenis dan daya hantar panasnya tinggi, maka sukar sekali untuk memanskan
dan mencairkan sebagian logam saja.
b.
Paduan
aluminium mudah teroksidasi dan membentuk oksida aluminium AlO3 yang
mempunyai titik cair tinggi. Oleh karena itu, peleburan antara logam dasar dan
logam las menjadi terhalang.
c.
Karena
mempunyai koefisien muai yang besar, maka mudah sekali terjadi deformasi
sehingga paduan-paduan yang memiliki sifat getar panas akan cenderung retak.
d.
Karena
perbedaan yang tinggi antara kelarutan hidrogen dalam proses pembekuan yang
terlalu cepat akan terbentuk rongga halus bekas kantong-kantongan hidrogen.
e.
Aluminium
mempunyai berat jenis rendah sehingga bayak zat lain yang terbentuk selama
pengelasan akan tenggelam. Keadaan ini memudahkan terkandungnya zat-zat lain
yang tidak diketahui kedalamanya.
(Sustrisno, 2012: 101).
Aluminium memiliki
beberapa keunggulan yaitu lebih ringan daripada baja, mudah dibentuk, tidak
berasa, tidak berbau, tidak beracun dapat menahan masakannya gas, mempunyai
konduktivitas panas yang baik dan dapat di daur ulang. Dengan keunggulan Tersebut,
maka pemanfaatan material aluminium pada beberapa sector industry menjadi
semakin meningkat. Sehingga pemanfaatan kembali aluminium bekas merupakan salah
satu alternative untuk menanggulangi kelangkaan bahan baku aluminium, selain
itu akan lebih menghemat sumber daya alam yang ada di alam (Mulyadi, 2011: 68).
Magnesium adalah ion paling umum ketiga
yang dijumpai dalam air laut setelah natrium dan klorida, sehingga air laut
merupakan sumber paling besar untuk industry logam ini. Kenyataan 1 km3
air laut mengandung kira kira satu juta ton magnesium dengan 108 km3
air laut di planet bumi kita, kebutuhan logam magnesium lebih dari cukup proses
ekstraksi kimiawi menurut Dow didasarkan pada kenyataan bahwa magnesium
hidroksida mempunyai kelarutan lebih rendah daripada kelarutan kalsium
hidroksida. Jadi, jika suspense serbuk halus kalsium hidroksida ditambahkan
pada air laut maka akan terjadi pengendapan magnesium hidroksida menurut
persamaan reaksi:
Ca(OH)2(s) +
Mg2+(aq)à
Ca2+(aq) + Mg(OH)2(s)
Magnesium
hidroksida disaring kemudian dinetralkan dengan asam hidroklorida untuk
memperoleh larutan magnesium klorida menurut persamaan reaksi:
Mg(OH)2(s) + 2HCl (aq)àMgCl2
+ 2H2O (l)
Larutan
diuapkan hingga kering dan resulnya dimasukkan ke dalam sel elektrolit mirip
dengan sel Downs yang digunakan untuk produksi natrium menurut persamaan reaksi
berikut:
Katode
: Mg2+(MgCl2)
+ 2e- à Mg (l)
(Sugiyarto, 2003: 109).
D.
ALAT
DAN BAHAN
1. Alat
a. Rak
tabung reaksi 1
buah
b. Tabung
reaksi 12
buah
c. Penjepit
tabung 2 buah
d. Neraca
analitik 1
buah
e. Spatula
1
buah
f. Kaca
arloji 1
buah
g. Pembakar
spiritus 1 buah
h. Kaki
tiga 1
buah
i.
Kasa asbes 1 buah
j.
Pipet tetes 6 buah
k. Batang
pengaduk 2
buah
l.
Botol semprot 1 buah
m. Gelas
ukur 20 mL 1 buah
n. Corong
biasa 1
buah
o. Lap
kasar 1
buah
p. Lap
halus 1
buah
2. Bahan
a. Larutan
aluminium klorida (AlCl3) 2 M
b. Aluminium
klorida (AlCl3) anhidrat
c. Larutan
aluminium hidroksida (NH4OH) 2 M
d. Larutan
natrium hidroksida (NaOH) 2 M
e. Magnesium
klorida (MgCl2) anhidrat
f. Magnesium
oksida (MgO) anhidrat
g. Aluminium
oksida (Al2O3) anhidrat
h. Larutan
asam klorida (HCl) encer
i.
Aquades (H2O)
j.
Indikator universal
k. Larutan
metal violet
l.
Kertas saring
m. Tissu
n. Korek
api
E.
PROSEDUR
KERJA
1.
Sifat aluminium
hidroksida
a.
Sebanyak 2 mL larutan
garam aluminium dimasukkan dalam tabung reaksi, ditambahkan beberapa tetes
amonia. Amati apa yang terjadi. Kemudian ditambahkan amonia berlebih. Perubahan
yang terjadi diamati.
b.
Sebanyak 2 mL larutan
garam aluminium, dimasukkan dalam tabung reaksi, ditambahkan dengan beberapa
tetes larutan NaOH 2 M. endapan yang terbentuk dibagi dua. Bagian pertama,
diteruskan penambahan NaOH hingga berlebih, sedangkan bagian lain ditambahkan
dengan asam klorida. Diamati perubahan yang terjadi.
c.
Sebanyak 2 mL larutan
garam aluminium direaksikan dengan larutan NaOH 2 M. Endapan disaring kemudian
dicuci dengan air dingin. Endapan diuji dengan metil violet. Diamati perubahan
yang terjadi.
2.
Membandingkan aluminium
klorida dengan magnesium klorida
a.
Aluminum klorida
anhidrat dalam tabung reaksi dipanaskan. Diamati perubahan yang terjadi.
Percobaan diulangi dengan magnesium klorida anhidrat sebagai pengganti
aluminium klorida anhidrat. Diamati perubahan yang terjadi.
b.
Sebanyak 1 sendok
aluminium klorida anhidrat dimasukkan kedalam tabugn reaksi, ditambahkan air
setetes demi setetes. Diamati dan diukur pH-nya dengan indikator universal.
Percobaan diulangi dengan menggunakan magnesium klorida anhidrat sebagai pengganti
aluminium klorida anhidrat.
3.
Membandingkan sifat
asam-basa aluminium oksida dan magnesium oksida
a.
Sebanyak 0,1 gram
aluminium oksida dan magnesium oksida dalam tabung reaksi yang berbeda,
kemudian ditambah dengan 3 mL air dan dikocok. Diamati perubahan yang terjadi
dan ukur pH-nya.
b.
Sebanyak 0,1 gram
aluminium oksida dan 0,1 gram magnesium oksida dalam tabung reaksi yang
berbeda, ditambahkan dengan 3 mL asam klorida encer. Diamati perubahan yang
terjadi. Diulangi dengan menggunakan larutan natrium hidroksida sebagai
pengganti larutan asam klorida.
4.
Membandingkan sifat
basa ion aluminium dan ion magnesium
a.
Sebanyak 3 mL larutan
garam aluminium 0,1 M dimasukkan kedalam tabung reaksi dan dalam tabung reaksi
yang lain 3 mL larutan garam magnesium 0,1 M. Diperiksa pH setiap larutan
dengan indikator universal.
b.
Sebanyak 3 mL larutan
NaOH ditambahkan pada larutan garam aluminium.
c.
Sebanyak 3 mL larutan
NaOH ditambahkan pada larutan garam magnesium.
F.
HASIL
PENGAMATAN
1.
Sifat aluminium
hidroksida
No.
|
Aktivitas
|
Hasil
pengamatan
|
1.
|
2
mL garam aluminium tak berwarna ditambahkan 10 tetes amonia
Larutan
campuran ditambahkan 30 tetes amonia
|
Larutan
keruh
Larutan
bening (jernih)
|
2.
|
2
mL garam aluminium + 10 tetes NaOH
Larutan
yang terdapat endapan dibagi dua
a. Endapan
I + 15 tetes HCl
b. Endapan
II + 15 tetes NaOH
|
Terdapat
endapan putih
Larutan
jernih
Terdapt
endapan
|
3.
|
2
mL garam aluminium + 35 tetes NaOH 2 M endapan disaring + H2O dan
metil violet
|
Terdapat
endapan
Endapan
warna ungu
|
2.
Membandingkan aluminium
klorida dengan magnesium klorida
No.
|
Aktivitas
|
Hasil
pengamatan
|
1.
|
sendok aluminium klorida anhidrat dipanaskan
|
Tidak
meleleh, terbentuk serbuk putih yang lebih padat
|
2.
|
sendok magnesium klorida anhidrat dipanaskan
|
Tidak
meleleh, ukuran partikel menjadi lebih kecil
|
3.
|
sendok aluminium klorida anhidrat + 5 tetes H2O
|
Larutan
agak panas dan serbuk aluminium klorida
larut, pH=2
|
4.
|
sendok magnesium klorida anhidrat + 5 tetes H2O
|
Larutan
panas dan serbuk magnesium klorida larut (keruh) pH=5
|
3.
Membandingkan sifat
asam-basa aluminium oksida dan magnesium oksida
No.
|
Aktivitas
|
Hasil
pengamatan
|
1.
|
0,1048
gram Al2O3 + 3 mL H2O
|
Larutan
bening, terdapat endapan putih, pH=4
|
2.
|
0,1015
gram MgO + 3 mL H2O
|
Larutan
keruh, terdapat endapan putih, pH=9
|
3.
|
0,1014
gram Al2O3 + 3 mL HCl
|
Larutan
bening, terdapat endapan putih, pH=1
|
4.
|
0,1012
gram MgO + 3 mL HCl
|
Larutan
keruh, terdapat endapan putih, pH=10
|
5.
|
0,1018
gram Al2O3 + 3 mL NaOH
|
Larutan
bening, terdapat endapan putih, pH=14
|
6.
|
0,1039
gram MgO + 3 mL NaOH
|
Larutan
keruh, terdapat endapan putih, pH=13
|
4.
Membandingkan sifat
basa ion aluminium dan ion magnesium
No.
|
Aktivitas
|
Hasil pengamatan
|
1.
|
3 mL MgCl2 + 1 mL NaOH
|
Larutan tidak berwarna, tidak ada
endapan, pH=6
|
2.
|
3 mL AlCl3 + 1 mL NaOH
|
Larutan tidak berwarna terdapat
endapan putih pH=3
|
G.
PEMBAHASAN
Percobaan
aluminium dan senyawanya dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari sifat-sifat
logam aluminium dan persenyawaannya. Aluminium merupakan logam berwarna putih
keperakan dengan kerapatan yang rendah. Apabila aluminium dibakar dalam udara
akan ditutupi oleh selaput tipis dari senyawa oksidanya, Al2O3
(Tim Dosen Kimia Anorganik, 2017: 1).
1. Sifat
Aluminium Hidroksida
Percobaan ini dilakukan untuk
mengetahui sifat aluminium hidroksida (Al(OH)3) yang merupakan
contoh senyawa aluminium. Pada percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan larutan
AlCl3 dengan NH4OH dihasilkan larutan yang keruh. Larutan
kemudian ditambahkan NH4OH berlebih sehingga dihasilkan larutan yang
menjadi bening. Hal ini terjadi karena kelarutan AlCl3 yang
berkurang dengan adanya garam-garam amonium disebabkan oleh efek ion sekutu
yang menunjukkan Al(OH)3 telah menjadi ion kompleks
tetrahidroksoaluminat [Al(OH)4]-. Adapun reaksinya :
AlCl3+ 3NH4OH →Al(OH)3↓+ 3NH4Cl
Al(OH)3↓ + NH4OH →[Al(OH)4]-+
NH4+
Larutan AlCl3
yang telah ditambahkan DENGAN NaOH menghasilkan endapan putih pada larutan.
Endapan dibagi menjadi 2 bagian. Bagian 1 yang ditambahkan dengan HCl
menghasilkan larutan yang jernih. Hal ini sesuai dengan teori bahwa jika suatu
garam aluminium ditambahkan dengan asam berlebih menyebabkan hidroksida yang
terbentuk melarut kembali (Svehla, 1985). Adapun reaksi yang terjadi adalah :
AlCl3+
3 NaOH →Al(OH)3↓ + 3NaCl
Al(OH)3↓
+ 3HCl → AlCl3 + 3H2O
Endapan II ditambahkan
dengan NaOH menghasilkan endapan pada larutan. Hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa apabila larutan garam aluminium ditambahkan basa maka
diperoleh endapan gelatin (Svehla, 1985). Adapun reaksi yang terjadi :
AlCl3 + 3NaOH →
Al(OH)3↓ + 3NaCl
Endapan yang terbentuk
kemudian disaring dan dicuci dengan aquadest. Setelah itu ditambahkan dengan
metal violet (ungu) menghasilkan endapan berwarna ungu. Metil ungu memiliki
trayek pH sekitar 0,5-1,5. Jika pH<0,5 akan menunjukkan perubahan menjadi
warna kuning sedang jika pH>1,5 maka akan menunjukkan perubahan menjadi
ungu.
2.
Membandingkan aluminium klorida dengan magnesium klorida
Percobaan ini dilakukan untuk
membandingkan sifat dari aluminium klorida dengan magnesium klorida. Kristal AlCl3
anhidrat yang dipanaskan tidak meleleh dan terbentuk serbuk putih yang lebih
padat sedangkan pada kristal MgCl2 yaitu tidak meleleh dan ukuran partikel
menjadi lebih kecil. Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa kristal AlCl3memiliki
titik leleh yang lebih rendah dibandingkan MgCl2sehingga AlCl3akan
lebih cepat meleleh dibanding MgCl2anhidrat.
kation
dengan muatan yang besar (Al3+), memilki daya mempolarisasi lebih
besar dibandingkan Mg2+, sehingga MgCl2 anhidrat lebih
bersifat ionik sedangkan AlCl3 anhidrat lebih bersifat kovalen.
Kovalensi yang dimilki oleh AlCl3 anhidrat menyebabkan titik
lelehnya rendah (terikat lemah) sedangkan untuk MgCl2 anhidrat yang
cenderung ionik (terikat kuat) titik lelehnya tinggi.Adapun reaksi yang terjadi
yaitu:
2AlCl3+ 3/2O2 →Al2O3+ 3Cl2↑
2MgCl2+ O2 → 2MgO
+ 2Cl2↑
AlCl3
yang ditambahkan dengan H2O sehingga larutan panas dan larutan
dengan pH = 2. Sedangkan MgCl2 ditambahkan H2O, larutan
keruh dengan pH = 5. Hal ini sesuai dengan teori bahwa jika AlCl3
jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan asam dengan pH = 2-3 atau
lebih rendah, sebab AlCl3 terbuat dari basa kuat dan asam kuat
sehingga yang lebih mendominasi adalah asam kuatnya. Sedangkan untuk MgCl2
telah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa MgCl2 anhidrat
ditambahkan dengan H2O akan menghasilkan larutan asam lemah sebab MgCl2
terbuat dari basa kuat dan asam kuat yang sama kuatnya sehingga tertarik sama
kuat dan berada pada pH asam lemah. Reaksi yang terjadi adalah :
Untuk
MgCl2 : MgCl2 + 2H2O →
Mg(OH)2↓ + 2HCl
Mg(OH)2↓
+ 6H2O [Mg(H2O)6]2+ + 2OH-
Untuk AlCl3 :
AlCl3 + 3H2O →
Al(OH)3↓ + 3HCl
Al(OH)3↓ + 6H2O
[Al(H2O)6]3+
+ 3OH-
[Al(H2O)6]3+ +
H2O [Al(H2O)5(OH)]2+ + H3O+
[Al(H2O)5(OH)]2+ + H2O [Al(H2O)4(OH)2]2+ + H3O+
3. Membandingkan sifat asam – basa Al2O3
dan MgO
Percobaan
ini dilakukan dengan membandingkan sifat asam basa Al2O3
dan MgO. Al2O3 ditambahkan dengan H2O
dihasilkan larutan bening terdapat endapan putih dengan pH = 4. Hal ini sesuai
dengan teori dimana Al2O3jika ditambahkan H2O
berlebih menghasilkan larutan asam karena Al2O3 terbuat
dari basa kuat dan asam kuat sehingga yang lebih mendominasi adalah asam
kuatnya oleh karena itu berada pada pH asam. Reaksi yang terjadi :
Al2O3
+ 3H2O → 2Al(OH)3↓
Al(OH)3↓
+ 6H2O [Al(H2O)6]3+ + 3OH-
[Al(H2O)6]3+ +
H2O [Al(H2O)5(OH)]2+ + H3O+
[Al(H2O)5(OH)]2+ + H2O [Al(H2O)4(OH)2]2+
+ H3O+
Kristal
MgO ditambahkan H2O larutan yang diperoleh keruh dan terdapat endapan putih
dengan pH = 9. Hal ini sesuai dengan teori bahwa MgO yang ditambahkan dengan
air berlebih akan menghasilkan larutan basa. Reaksi yang terjadi :
MgO + H2O
→ Mg(OH)2↓
Al2O3ditambahkan dengan HCl menghasilkan
larutan bening dan terdapat endapan putih dengan pH = 1. Hal ini sesuai dengan
teori bahwa Al2O3dapat larut dalam medium asam yang
menandakan sisi asam dari sifat amfoternya (dapat larut dalam medium asam
maupun basa). Reaksi yang terjadi :
Al2O3 +
6HCl → 2AlCl3 + 3H2O
Kristal
MgO yang direaksikan dengan HCl menghasilkan larutan keruh dengan pH = 10. Hal
ini sesuai dengan teori MgO direaksikan dengan H2O menghasilkan larutan
MgCl2. Adapun reaksi yang terjadi yaitu :
MgO + HCl → MgCl2 + H2O
Kemudian
ditambahkan NaOH pada kristal Al2O3menghasilkan
larutan bening dan terdapat endapan putih pH = 14. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa Al2O3
dapat larut dalam medium basa yang menunjukkan basa dari sifat amfoternya.
Reaksi yang terjadi :
Al2O3 + 2NaOH → 2
NaAlO2 + H2O
Penambahan NaOH
ke dalam kristal MgO
larutan keruh dan endapan putih dengan pH=12. Hal ini
sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa MgO tidak dapat bereaksi dengan NaOH
walaupun dalam reagensia berlebihan.
MgO + NaOH
4. Membandingkan sifat basa ion
aluminium dan magnesium
Larutan MgCl2 ditambahkan
NaOH diperoleh larutan tak berwarna dan tidak ada endapan pH = 6. Sedangkan
larutan AlCl3 ditambahkan dengan NaOH menghasilkan larutan tidak
berwarna terdapat endapan putih dengan pH = 3. Hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa apabila larutan garam aluminium ditambahkan basa akan
diperoleh endapan putih. Reaksi yang terjadi.
AlCl3 + 3NaOH
→ Al(OH)3↓ + 3NaCl
MgCl2 +
2NaOH → Mg(OH)2↓ + 2NaCl
H. PENUTUP
1.
Kesimpulan
Aluminium
dapat larut dalam larutan asam atau basa sedangkan dengan amonia akan membentuk
endapan sempurna. Aluminium bersifat amfoter yaitu dapat bersifat asam atau
basa. AlCl3
memiliki titik leleh yang rendah dibandingkan dengan MgCl2.
2. Saran
Diharapkan kepada praktikan selanjutnya agar
melakukan percobaan dengan teliti dan sesuai dengan prosedur dan menggunakan
bahan-bahan yang masih baik agar hasil yang diperoleh sesuai dengan yang
diinginkan dan sesuai dengan teori.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymon. 2004. Kimia
Dasar Jilid 1. Jakarta : erlangga.
Mulyadi, S dan Fenima H. 2011. Karakterisasi
Sifat Mekanis Kaleng Minuman (Larutan Lasegar, Pocari Sweat Dan Coca Cola). Jurnal Ilmu Fisika (JIF). Vol.3. No.2.
Sugiyarto, K. H. 2003. Kimia Anorganik II. Yogyakarta : universitas negeri yogyakarta.
Svhela, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kuantitatif Makro Dan Semimikro Edisi
Kelima. Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka.
Satrisno, Recky Andrianto Dan Triwilaswandio
Wuruk Pribadi. 2012. Produksi Kapal Ikan Tradisional Dengan Kulit Lampung Dan
Geladak Kayu Laminasi Serta Kontruksi Gading Dan Geladak Aluminium. Jurnal Teknik ITS. Vol. 1. No. 1.
Tim Dosen Kimia Anorganik. 2017. Penuntun
Praktikum Kimia Anorganik. Makassar : FMIPA.
0 comments:
Post a Comment