A.
JUDUL
PERCOBAAN
Estraksi kontinu minyak
nabati
B.
TUJUAN
PERCOBAAN
1. Mengekstraksi
minyak nabati dari sampel (buah jarak, kacang-kacangan) dengan menggunakan
soxhlet
2. Menentukan
kadar minyak dengan cara destilasi
C.
LANDASAN
TEORI
Destilasi merupakan teknik pemisahan campuran dalam
fasa cair yang homogent dengan cara penguapan dan pengembunan sehingga
diperoleh destilat yang ralatif lebih banyak mengandung komponen volatile (Tim
Dosen Kimia Analitik II, 2013 : 25).
Ekstraksi atau pemisahan yang digambarkan sebagai
proses perpindahan satu atau lebih komponen dari satu fasa ke fasa lain. Salah
satu teknik ekstraksi adalah ekstraksi pelarut. Proses pemisahan jenis ini
selalu melibatkan dua fase. Idealnya kedua fase ini tidak saling terlarut pada
saat proses ekstraksi berlangsung. Sample bisa merupakan suatu gas, suatu
cairan atau suatu padat. ekstraksi dengan menggunakan pelarut merupakan proses
pemisahan komponen zat terlarut berdasarkan sifat distribusinya dalam dua
pelarut yang tidak saling melarut. Dengan memanfaatkan perbedaan kelarutan,
senyawa yang diinginkan dapat dipisahkan secara selektif. Selektifitas antara
pelarut di dalam pelarut lainnya yang berbeda kepolarannya dalam melarutkan
senyawa organik akan membentuk dua lapisan yang saling memisah, dimana proses
ini berdasarkan distribusi sampel diantara dua pelarut tersebut (Wildan,
2012:52).
Menurut (Hadyana,
1994:175), Pemilihan pelarut untuk ekstraksi ditentukan oleh pertimbangan
a. Angka
banding distribusi yang tinggi untuk zat terlarut, angka banding distribusi
yang rendah untuk zat-zat pengotor yang tak diingini
b. Kelarutan
yang rendah dalam fasa air
c. Viskositasyang
cukup rendah, dan perbedaan rapatan yang cukup besar dari fasa airnya untuk
mencegah terbentuknya emulsi.
d. Keberacunan
(toksisitas) yang rendah tidak mudah terbakar
e. Mudah
mengambil kembali zat terlarut dari pelarut untuk proses-proses analisis
berikutnya.
Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi proses ekstraksi. Perbedaan metode, pelarut, suhu
serta waktu ekstraksi akan berpengaruh terhadap jumlah rendemen serta kualitas
ekstrak yang didapatkan. Menggunakan metode, pelarut serta waktu yang sesuai
akan menghasilkan rendemen serta kulitas ekstrak yang maksimal (Wildan, 2014:2).
Teknik
ekstraksi dapat dilakukan dengan 3 metode dasar yaitu dengan cara ekstraksi
bertahap (batch), ekstraksi kontinue dan ekstraksi counter current. Ektraksi
bertahap merupakan cara yag paling sederhana dengan menambahkan pelarut
pengekstraksi sehingga terjadi kesetimbangan konsentrasi zat yang akan
diekstraksi pada kedua lapisan. Setelah ini tercapai, lapaisan didiamkan dan
dipisahkan. Metode ini sering digunakan untuk pemisahan analitik. Kesempurnaan
ekstraksi tergantung pada banyaknya ekstraksi yang dilakukan. Hasil yang baik
diperoleh jika jumlah ekstraksi yang dilakukan berulang kali dengan jumlah
pelarut sedikit – sedikit. Ekstraksi kontinue digunakan bila distribusi relatif
kecil sehingga untuk pemisahan yang kuantitatif diperlukan beberapa tahap
ekstraksi. Efisiensi yang tinggi pada ekstraksi kontinue tergantung pada
volatil atau viskositas fase dan faktor–faktor lain yang mempengaruhi kecepatan
terjadinya kesetimbangan, seperti nilai D, volume relatif dari 2 fase dan faktor
lainnya ( Khopkar, 2008: 106-107).
Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi
suatu zat terlarut (solut) diantara 2 fasa cair yang tidak saling bercampur.
Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan bersih baik
untuk zat organik maupun zat anorganik. Alat yang digunakan dapat berupa corong
pisah ( paling sederhana), alat ekstraksi soxklet, sampai yang paling rumit
berupa alat Counter current Craig. Dalam analisis penentuan suatu ion logam,
ekstraksi dapat digunakan untuk memisahkan ion logam tersebut dari ion logam
lainnya yang akan menggangu identifikasi dan penentuan keduanya. Melalui proses
ekstraksi, ion logam dalam pelarut air ditarik keluar dengan suatu pelarut
organik. Secara umum, ekstraksi ialah proses penarikan suatu zat terlarut dari
larutannya di dalam air oleh suatu pelarut lain yang tidak saling bercampur
dengan air. Tujuan ekstraksi ialah memisahkan suatu komponen dari campurannya
dengan menggunkan pelarut (Soebagio, 2002 :34).
Ekstraksi
minyak ketumbar dilaku-kan dengan menggunakan dua pelarut, yaitu pelarut etanol
dan n-Heksana. Biji ketumbar dibuat
serbuk, kemudian dibung- kus kertas saring dan dimasukkan ke dalam alat
ekstraktor sokhlet. Ekstraksi dilakukan dengan menambahkan 400 mL pelarut ke
dalam labu alas bulat dan ekstraksi dilaku-kan pada suhu titik didih pelarut.
Ekstraksi berakhir jika warna pelarut dalam ekstrak-tor kembali seperti warna
pelarut semula. Minyak ketumbar dan pelarut dipisahkan dari pelarutnya dengan
distilasi, sampai diperoleh minyak ketumbar yang murni (Handayani, 2012:3).
Ektraksi adalah suatu
cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung
lemak dan minyak. Adapun cara ekstraksi ini bermacam-macam, yaitu rendering
(dry rendering dan wet rendering) mechanical experession dan solvent
extraction. Pengempresan mekanis merupakan suatu cara untuk ekstaraksi minyak
atau lemak, terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijian cara ini untuk
memisahkan minyak dari bahan yang berkadar minyak atau lemak dipisahkan dari
bijinya. Pemurnian minyak, tujuan utamanya adalah untuk menhilangkan rasa serta
bau yang tidak enak, warna yang tidak menarik dan memperpanjang masa simpan
minyak sebelum dikonsumsi atau digunakan sebagai bahan mentah dalam industry (Ketaren,
1986:189-191)
Kacang-kacangan
dapat menjadi sumber protein yang cukup baik. Biji kacang tanah mempunyai kadar
lemak 41,5-45,0% dan protein 21,0-24,0%. Dengan kadar lemak yang tinggi, kacang
tanah dapat digunakan sebagai bahan baku minyak nabati. Minyak atau lemak
merupakan komponen yang sama dalam bahan makanan. Minyak atau lemak dapat
berbentuk cair atau padat; dalam keadaan cair disebut minyak dan dalam keadaan
padat disebut lemak. Lipid atau lipida adalah istilah ilmiah yang meliputi
minyak atau lemak (Santosa, 2010:1,4).
D.
Alat dan Bahan
1.
Alat
a.
Alat
soxhlet
1 set
b.
Alat
destilasi
1 set
c.
Lumpang
dan alu @
1 buah
d.
Botol
semprot
1 buah
e.
Cawan
porselin
1 buah
f.
Neraca
analitik
1 buah
g.
Corong
biasa
1 buah
h.
Gelas
ukur 10 ml
1 buah
i.
Gelas
kimia 250 ml
1 buah
j.
Hot
plate 1 buah
k.
Termometer
110oC
1 buah
l.
Spatula
1 buah
m. Pipet tetes
1 buah
n.
Lap
kasar
1 buah
o.
Lap
halus
1 buah
2.
Bahan
a.
Sampel
kacang tanah
b.
Petroleum
eter
c.
Kertas
saring
d.
Kapas
e.
Aluminium
foil
f.
Aquades
g.
Tissu
h.
Benang
E.
Prosedur Kerja
1.
Kacang
tanah digerus sampai halus.
2.
Sebanyak
50,109 gram kacang tanah ditimbang.
3.
Kacang
tanah dibungkus dengan kertas saring, kemudian bagian bawahnya ditutup dengan
kapas.
4.
Kacang
yang telah dibungkus dimasukkan dalam alat soxhlet.
5.
Sebanyak
150 ml petroleum eter dimasukkan dalam alat soxhlet
6.
Peralatan
soxhlet dirangkai.
7.
Dilakukan
ekstraksi samapai 5 kali sirkulasi.
8.
Hasil
ekstraksi di destilasai untuk mengeluarkan petroleum eter.
9.
Residu
yang tinggal ddalam labu destilasi dimasukkan dalam gelas kimia 250 ml,
kemudian diuapkan.
10.
residu yang telah diuapkan diukur volumenya
dan ditimbang untuk menentukan massa jenis minyak nabati yang diekstrak.
F.
Hasil Pengamatan
No
|
Perlakuan
|
Hasil
Pengamatan
|
1
|
Menimbang
sampel kacang tanah
|
50,109
gram
|
2
|
Sampel
dibungkus dengan kertas saring, dan dimasukkan dalam soxhlet dan menambahkan petroleum eter
|
Larutan
bening
|
3
|
Melakukan
ekstraksi dengan sirkulasi sebanyak 5 kali
|
Sirkulasi
I : 8 menit 18 sekon
Sirkulasi
I : 2 menit 30 sekon
Sirkulasi
I : 2 menit 27 sekon
Sirkulasi
I : 2 menit 25 sekon
Sirkulasi
I : 2 menit 23 sekon
|
4
|
Dilakukan
destilasi dari hasil ekstraksi
|
Petroleum
eter keluar sebagai destilat
|
5
|
Residu
yang tinggal dalam labu destilasi diuapkan dalam gelas kimia
|
Didapatkan
minyak nabati
|
6
|
Menimbang
gelas ukur 10 mL kosong
|
29,571
gram
|
7
|
Menimbang
gelas ukur + minyak nabati
|
32,571
gram
|
8
|
Menghitung
massa minyak nabati
|
(32,571
– 29,571) gram
=
3,000 gram
|
9
|
Mengukur
volume miyak nabati
|
3,8
Ml
|
10.
|
Menghitung
massa jenis minyak nabati
|
G.
Analisis Data
1.
Massa jenis (ρ) minyaknabati
Dik : V
minyaknabati = 3,8mL
Massa minyaknabati = 3,000 gram
Dit : ρ….?
Peny :
2.
Kadar minyaknabatidalamsampel
H.
Pembahasan
Percobaan
yang bertujuan untuk memperoleh minyak nabati dari biji
kacang tanah dengan cara ekstraksi kontinu dan dilanjutkan dengan pemisahan
atau pemurnian secara destilasi. Destilasi merupakan metode pemisahan campuran
dalam fasa cair yang homogeny dengan penguapan dan pengembunan sehingga
diperoleh destilat yang relative banyak mengandung komponen volatif. Ekstraksi
merupakan suatu pemisahan yang didasarkan atas perbedaan kelarutan suatu solute
dalam pelarut, ekstraksi yang digunakan pada percobaan ini adalah ektraksi
kontinu yakni ektraksi yang digunakan bila perbandingan distribusi relatif
kecil untuk pemisahan yang kuantitatif sehingga diperlukan beberapa tahap
ekstraksi. Sedangkan ekstraksi kontinue merupakan ekstraksi berulang-ulang
dengan pelarut yang sama. Minyak nabati merupakan minyak yang diekstrak dari tumbuhan,
dalam percobaan sampel yang digunakan kacang tanah. Minyak nabati didapatkan
dari ekstraksi kacang tanah. Kacang
tanah terlebih dahulu dihaluskan dengan tujuan untuk memudahkan pelarut dalam
mengikat ekstrak minyak nabati yang terkandung dalam sampel karena seluruh
bagian sampel terendam. Sampel kemudian dibungkus dengan kertas saring yang
bertujuan agar sampel tidak masuk kedalam labu godog (pelarut) selain itu juga
kertas saring mempunyai pori-pori yang besar sehingga proses pengekstraksi
untuk minyak nabatinya akan lebih mudah dan ekstrak yang diperoleh lebih
banyak. selanjutnya soxhlet diisi dengan sampel pada labu perendaman dan pada
labu godoknya diisi dengan batu didih. Fugsi batu didih untuk mencegah terjadinya
letupan pada labu saat terjadi pemanasan dan untuk menyebarkan panas secara
merata pada larutan. Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi ini adalah
eter. Eter digunakan sebagai pelarut karena memilii tingkat kepolaran yang
relatirf sama dengan minyak yang akan diekstrak yaitu sama-sama merupakan
senyawa nonpolar. Dilakukan proses ekstraksi kontinu dengan alat soxhlet
sehingga terjadi 5 kali sirkulasi hal ini dilakukan agar semakin banyak minyak
nabati terekstraksi. Kemudian residu yang diperoleh dari hasil ekstraksi
dipisahkan dengtan pelarut petroleum eter dengan cara destilasi. Ekstrak minyak
nabati yang diperoleh kemudian diuapkan sampai tidak tercium bau potreleum
eter. Diuapkan hasil penguapan diperoleh ekstrak minyak nabati yang murni. Pada
percoaan volume minyak nabati yang diperoleh 3,8 mL, dengan massa jenis 0,79
gr/mL. Dari hasil
analisis data diperoleh kadar minyak nabati 5,987% artinya dalam setiap 100
gram sampel (kacang tanah) terdapat 5,987 gram minyak nabati. Berdasarkan teori
massa jenis minyak nabati 0,81 g/mL, dalam percobaan yang telah dilakukan tidak
sesuai dengan teori, hal ini disebabkan karena dalam minyak nabari masih
terdapat pelarut eter.
I.
Kesimpulan
1. Minyak nabati pada kacang tanah
dapat diperleh dengan cara ekstraksi menggunakan soxlet dengan menggunakan
pelarut potreleum eter
2. Kadar minyak nabati yang
diperoleh 5,987% dengan massa jenisnya 0,79 g/mL
J.
Saran
Praktikum
selanjutnya untuk lebih menguasai prosedur kerja serta lebih teliti lagi untuk
setiap perlakuan yang dilakukan dalam laboratorium agar menghasilkan hasil yang
akurat
DAFTAR
PUSTAKA
Handayani, astuti., Eqi rosyana
juniarti. 2012. Ekstraksi minyak ketumbar dengan pelarut etanol dan n-heksana. Jurnal bahan alam terbarukan. Vol 1 no 1
Ketaren.
1986. Minyak dan lemak pangan. UI. Jakarta.
Khopkar.2010.
Konsep Dasar Kimia Analitik. Bandung.
Uip.
Pudjaatmaka, hadyana.,
L.setiono. 1991. Kimia analisis
kuantitatif. Jakarta. Buku kedokteran
Santosa,
Susila.2010.Inovasi Teknologi Defatting:Peluang Peningkatan Difersifikasi
Produk Kacang Tanah Dalam Industry Pertanian. Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian. Vol 3 No 3.
Soebagio.2003. Kimia Analitik II . JICA.Malang
Tim Dosen Kimia Analitik. 2017. Penuntun
Kimia Analitik II. Makassar. UNM
Wildan,
Achmad., Indah Hartati Dan Widayat. 2014. Proses Ekstraksi Minyak Limbah Pada
Biji Karet Berbantu Gelombang Mikro. Jurnal
Momentum. Vol 10 No 1.
Wildan.,
D.Inggrid A., I.Hartati., Widayat. 2012. Optimasi Pengambilan Minyak Dari
Limbah Padat Biji Karet Dengan Metode Sokhletasi. Jurnal Momentum.Vol 8, No 2.
0 comments:
Post a Comment