Friday 6 October 2017

laporan praktikum kimia analitik 2 Estraksi kontinu minyak nabati



A.    JUDUL PERCOBAAN
Estraksi kontinu minyak nabati

B.     TUJUAN PERCOBAAN
1.      Mengekstraksi minyak nabati dari sampel (buah jarak, kacang-kacangan) dengan menggunakan soxhlet
2.      Menentukan kadar minyak dengan cara destilasi

C.    LANDASAN TEORI
Destilasi merupakan teknik pemisahan campuran dalam fasa cair yang homogent dengan cara penguapan dan pengembunan sehingga diperoleh destilat yang ralatif lebih banyak mengandung komponen volatile (Tim Dosen Kimia Analitik II, 2013 : 25).
Ekstraksi atau pemisahan yang digambarkan sebagai proses perpindahan satu atau lebih komponen dari satu fasa ke fasa lain. Salah satu teknik ekstraksi adalah ekstraksi pelarut. Proses pemisahan jenis ini selalu melibatkan dua fase. Idealnya kedua fase ini tidak saling terlarut pada saat proses ekstraksi berlangsung. Sample bisa merupakan suatu gas, suatu cairan atau suatu padat. ekstraksi dengan menggunakan pelarut merupakan proses pemisahan komponen zat terlarut berdasarkan sifat distribusinya dalam dua pelarut yang tidak saling melarut. Dengan memanfaatkan perbedaan kelarutan, senyawa yang diinginkan dapat dipisahkan secara selektif. Selektifitas antara pelarut di dalam pelarut lainnya yang berbeda kepolarannya dalam melarutkan senyawa organik akan membentuk dua lapisan yang saling memisah, dimana proses ini berdasarkan distribusi sampel diantara dua pelarut tersebut (Wildan, 2012:52).
Menurut (Hadyana, 1994:175), Pemilihan pelarut untuk ekstraksi ditentukan oleh pertimbangan
a.       Angka banding distribusi yang tinggi untuk zat terlarut, angka banding distribusi yang rendah untuk zat-zat pengotor yang tak diingini
b.      Kelarutan yang rendah dalam  fasa air
c.       Viskositasyang cukup rendah, dan perbedaan rapatan yang cukup besar dari fasa airnya untuk mencegah terbentuknya emulsi.
d.      Keberacunan (toksisitas) yang rendah tidak mudah terbakar
e.       Mudah mengambil kembali zat terlarut dari pelarut untuk proses-proses analisis berikutnya.
 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses ekstraksi. Perbedaan metode, pelarut, suhu serta waktu ekstraksi akan berpengaruh terhadap jumlah rendemen serta kualitas ekstrak yang didapatkan. Menggunakan metode, pelarut serta waktu yang sesuai akan menghasilkan rendemen serta kulitas ekstrak yang maksimal (Wildan, 2014:2).
        Teknik ekstraksi dapat dilakukan dengan 3 metode dasar yaitu dengan cara ekstraksi bertahap (batch), ekstraksi kontinue dan ekstraksi counter current. Ektraksi bertahap merupakan cara yag paling sederhana dengan menambahkan pelarut pengekstraksi sehingga terjadi kesetimbangan konsentrasi zat yang akan diekstraksi pada kedua lapisan. Setelah ini tercapai, lapaisan didiamkan dan dipisahkan. Metode ini sering digunakan untuk pemisahan analitik. Kesempurnaan ekstraksi tergantung pada banyaknya ekstraksi yang dilakukan. Hasil yang baik diperoleh jika jumlah ekstraksi yang dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut sedikit – sedikit. Ekstraksi kontinue digunakan bila distribusi relatif kecil sehingga untuk pemisahan yang kuantitatif diperlukan beberapa tahap ekstraksi. Efisiensi yang tinggi pada ekstraksi kontinue tergantung pada volatil atau viskositas fase dan faktor–faktor lain yang mempengaruhi kecepatan terjadinya kesetimbangan, seperti nilai D, volume relatif dari 2 fase dan faktor lainnya ( Khopkar, 2008: 106-107).
          Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) diantara 2 fasa cair yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan bersih baik untuk zat organik maupun zat anorganik. Alat yang digunakan dapat berupa corong pisah ( paling sederhana), alat ekstraksi soxklet, sampai yang paling rumit berupa alat Counter current Craig. Dalam analisis penentuan suatu ion logam, ekstraksi dapat digunakan untuk memisahkan ion logam tersebut dari ion logam lainnya yang akan menggangu identifikasi dan penentuan keduanya. Melalui proses ekstraksi, ion logam dalam pelarut air ditarik keluar dengan suatu pelarut organik. Secara umum, ekstraksi ialah proses penarikan suatu zat terlarut dari larutannya di dalam air oleh suatu pelarut lain yang tidak saling bercampur dengan air. Tujuan ekstraksi ialah memisahkan suatu komponen dari campurannya dengan menggunkan pelarut (Soebagio, 2002 :34).
Ekstraksi minyak ketumbar dilaku-kan dengan menggunakan dua pelarut, yaitu pelarut etanol dan n-Heksana. Biji  ketumbar dibuat serbuk, kemudian dibung- kus kertas saring dan dimasukkan ke dalam alat ekstraktor sokhlet. Ekstraksi dilakukan dengan menambahkan 400 mL pelarut ke dalam labu alas bulat dan ekstraksi dilaku-kan pada suhu titik didih pelarut. Ekstraksi berakhir jika warna pelarut dalam ekstrak-tor kembali seperti warna pelarut semula. Minyak ketumbar dan pelarut dipisahkan dari pelarutnya dengan distilasi, sampai diperoleh minyak ketumbar yang murni (Handayani, 2012:3).
Ektraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung lemak dan minyak. Adapun cara ekstraksi ini bermacam-macam, yaitu rendering (dry rendering dan wet rendering) mechanical experession dan solvent extraction. Pengempresan mekanis merupakan suatu cara untuk ekstaraksi minyak atau lemak, terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijian cara ini untuk memisahkan minyak dari bahan yang berkadar minyak atau lemak dipisahkan dari bijinya. Pemurnian minyak, tujuan utamanya adalah untuk menhilangkan rasa serta bau yang tidak enak, warna yang tidak menarik dan memperpanjang masa simpan minyak sebelum dikonsumsi atau digunakan sebagai bahan mentah dalam industry (Ketaren, 1986:189-191)
Kacang-kacangan dapat menjadi sumber protein yang cukup baik. Biji kacang tanah mempunyai kadar lemak 41,5-45,0% dan protein 21,0-24,0%. Dengan kadar lemak yang tinggi, kacang tanah dapat digunakan sebagai bahan baku minyak nabati. Minyak atau lemak merupakan komponen yang sama dalam bahan makanan. Minyak atau lemak dapat berbentuk cair atau padat; dalam keadaan cair disebut minyak dan dalam keadaan padat disebut lemak. Lipid atau lipida adalah istilah ilmiah yang meliputi minyak atau lemak (Santosa, 2010:1,4).
D.    Alat dan Bahan
1.    Alat
a.    Alat soxhlet                                                                    1 set
b.    Alat destilasi                                                                   1 set
c.    Lumpang dan alu                                                       @ 1 buah
d.   Botol semprot                                                                 1 buah
e.    Cawan porselin                                                               1 buah
f.     Neraca analitik                                                                1 buah  
g.    Corong biasa                                                                   1 buah
h.    Gelas ukur 10 ml                                                            1 buah
i.      Gelas kimia 250 ml                                                         1 buah
j.      Hot plate                                                                         1 buah
k.    Termometer 110oC                                                         1 buah
l.      Spatula                                                                            1 buah
m.  Pipet tetes                                                                       1 buah
n.    Lap kasar                                                                        1 buah
o.    Lap halus                                                                        1 buah
2.    Bahan
a.    Sampel kacang tanah
b.    Petroleum eter
c.    Kertas saring
d.   Kapas
e.    Aluminium foil
f.     Aquades
g.    Tissu
h.    Benang

E.     Prosedur Kerja
1.        Kacang tanah digerus sampai halus.
2.        Sebanyak 50,109 gram kacang tanah ditimbang.
3.        Kacang tanah dibungkus dengan kertas saring, kemudian bagian bawahnya ditutup dengan kapas.
4.        Kacang yang telah dibungkus dimasukkan dalam alat soxhlet.
5.        Sebanyak 150 ml petroleum eter dimasukkan dalam alat soxhlet
6.        Peralatan soxhlet dirangkai.
7.        Dilakukan ekstraksi samapai 5 kali sirkulasi.
8.        Hasil ekstraksi di destilasai untuk mengeluarkan petroleum eter.
9.        Residu yang tinggal ddalam labu destilasi dimasukkan dalam gelas kimia 250 ml, kemudian diuapkan.
10.     residu yang telah diuapkan diukur volumenya dan ditimbang untuk menentukan massa jenis minyak nabati yang diekstrak.

F.     Hasil Pengamatan
No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1
Menimbang sampel kacang tanah
50,109 gram
2
Sampel dibungkus dengan kertas saring, dan dimasukkan  dalam soxhlet dan menambahkan petroleum eter


Larutan bening
3
Melakukan ekstraksi dengan sirkulasi sebanyak 5 kali
Sirkulasi I : 8 menit 18 sekon
Sirkulasi I : 2 menit 30 sekon
Sirkulasi I : 2 menit 27 sekon
Sirkulasi I : 2 menit 25 sekon
Sirkulasi I : 2 menit 23 sekon
4
Dilakukan destilasi dari hasil ekstraksi
Petroleum eter keluar sebagai destilat

5
Residu yang tinggal dalam labu destilasi diuapkan dalam gelas kimia
Didapatkan minyak nabati
6
Menimbang gelas ukur 10 mL kosong
29,571 gram
7
Menimbang gelas ukur + minyak nabati

32,571 gram
8
Menghitung massa minyak nabati
(32,571 – 29,571) gram
= 3,000 gram
9
Mengukur volume miyak nabati
3,8 Ml
10.
Menghitung massa jenis minyak nabati

G.    Analisis Data
1.        Massa jenis (ρ) minyaknabati
Dik        :    V minyaknabati = 3,8mL
                   Massa minyaknabati = 3,000 gram
Dit         : ρ….?
Peny      : 
2.         Kadar minyaknabatidalamsampel

H.    Pembahasan
Percobaan yang bertujuan untuk memperoleh minyak nabati dari biji kacang tanah dengan cara ekstraksi kontinu dan dilanjutkan dengan pemisahan atau pemurnian secara destilasi. Destilasi merupakan metode pemisahan campuran dalam fasa cair yang homogeny dengan penguapan dan pengembunan sehingga diperoleh destilat yang relative banyak mengandung komponen volatif. Ekstraksi merupakan suatu pemisahan yang didasarkan atas perbedaan kelarutan suatu solute dalam pelarut, ekstraksi yang digunakan pada percobaan ini adalah ektraksi kontinu yakni ektraksi yang digunakan bila perbandingan distribusi relatif kecil untuk pemisahan yang kuantitatif sehingga diperlukan beberapa tahap ekstraksi. Sedangkan ekstraksi kontinue merupakan ekstraksi berulang-ulang dengan pelarut yang sama. Minyak nabati merupakan minyak yang diekstrak dari tumbuhan, dalam percobaan sampel yang digunakan kacang tanah. Minyak nabati didapatkan dari ekstraksi kacang  tanah. Kacang tanah terlebih dahulu dihaluskan dengan tujuan untuk memudahkan pelarut dalam mengikat ekstrak minyak nabati yang terkandung dalam sampel karena seluruh bagian sampel terendam. Sampel kemudian dibungkus dengan kertas saring yang bertujuan agar sampel tidak masuk kedalam labu godog (pelarut) selain itu juga kertas saring mempunyai pori-pori yang besar sehingga proses pengekstraksi untuk minyak nabatinya akan lebih mudah dan ekstrak yang diperoleh lebih banyak. selanjutnya soxhlet diisi dengan sampel pada labu perendaman dan pada labu godoknya diisi dengan batu didih. Fugsi batu didih untuk mencegah terjadinya letupan pada labu saat terjadi pemanasan dan untuk menyebarkan panas secara merata pada larutan. Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi ini adalah eter. Eter digunakan sebagai pelarut karena memilii tingkat kepolaran yang relatirf sama dengan minyak yang akan diekstrak yaitu sama-sama merupakan senyawa nonpolar. Dilakukan proses ekstraksi kontinu dengan alat soxhlet sehingga terjadi 5 kali sirkulasi hal ini dilakukan agar semakin banyak minyak nabati terekstraksi. Kemudian residu yang diperoleh dari hasil ekstraksi dipisahkan dengtan pelarut petroleum eter dengan cara destilasi. Ekstrak minyak nabati yang diperoleh kemudian diuapkan sampai tidak tercium bau potreleum eter. Diuapkan hasil penguapan diperoleh ekstrak minyak nabati yang murni. Pada percoaan volume minyak nabati yang diperoleh 3,8 mL, dengan massa jenis 0,79 gr/mL. Dari hasil analisis data diperoleh kadar minyak nabati 5,987% artinya dalam setiap 100 gram sampel (kacang tanah) terdapat 5,987 gram minyak nabati. Berdasarkan teori massa jenis minyak nabati 0,81 g/mL, dalam percobaan yang telah dilakukan tidak sesuai dengan teori, hal ini disebabkan karena dalam minyak nabari masih terdapat pelarut eter.
I.       Kesimpulan
1.      Minyak nabati pada kacang tanah dapat diperleh dengan cara ekstraksi menggunakan soxlet dengan menggunakan pelarut  potreleum eter
2.      Kadar minyak nabati yang diperoleh 5,987% dengan massa jenisnya 0,79 g/mL
J.      Saran
Praktikum selanjutnya untuk lebih menguasai prosedur kerja serta lebih teliti lagi untuk setiap perlakuan yang dilakukan dalam laboratorium agar menghasilkan hasil yang akurat



DAFTAR PUSTAKA
Handayani, astuti., Eqi rosyana juniarti. 2012. Ekstraksi minyak ketumbar dengan pelarut etanol dan n-heksana. Jurnal bahan alam terbarukan. Vol 1 no 1
Ketaren. 1986. Minyak dan lemak pangan. UI. Jakarta.
Khopkar.2010. Konsep Dasar Kimia Analitik. Bandung. Uip.
Pudjaatmaka, hadyana., L.setiono. 1991. Kimia analisis kuantitatif. Jakarta. Buku kedokteran
Santosa, Susila.2010.Inovasi Teknologi Defatting:Peluang Peningkatan Difersifikasi Produk Kacang Tanah Dalam Industry Pertanian. Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian. Vol 3 No 3.
Soebagio.2003. Kimia Analitik II . JICA.Malang
Tim Dosen Kimia Analitik. 2017. Penuntun Kimia Analitik II. Makassar. UNM
Wildan, Achmad., Indah Hartati Dan Widayat. 2014. Proses Ekstraksi Minyak Limbah Pada Biji Karet Berbantu Gelombang Mikro. Jurnal Momentum. Vol 10 No 1.
Wildan., D.Inggrid A., I.Hartati., Widayat. 2012. Optimasi Pengambilan Minyak Dari Limbah Padat Biji Karet Dengan Metode Sokhletasi. Jurnal Momentum.Vol 8, No 2.














0 comments:

Post a Comment