HALAMAN
PENGESAHAN
LaporanLengkapPraktikum
Kimia Fisik Idenganjudul “Penentuan
Koefisien Distribusi” yang disusunoleh:
Kelas : Pendidikan Kimia B
Kelompok : I (satu)
telahdiperiksaolehasisten/koordinatorasistendandinyatakanditerima.
Makassar, Juni 2017
KoordinatorAsisten Asisten
Yudi Putra Permadi Yudi Putra
Permadi
NIM. 1313441026 NIM.
1313441026
Mengetahui,
DosenPenanggungjawab
Dr. Mohammad Wijaya M. M,Si.
NIP. 19730927 199903 1 001
A.
JUDUL
PERCOBAAN
Fotokimia Reduksi Ion Besi (III)
B.
TUJUAN
PERCOBAAN
Mempelajari reaksi
reduksi ion besi (III) secara fotokimia dan mempelajari pemanfaatan cetak biru
C.
LANDASAN
TEORI
Jenis-jenis radiasi yaitu elektromagnetik dan perikel.
Reaksi kimia akibat dua jenis radiasi tersebut dikenal dengan sebagai reaksi
kimia atau fotokimai. Perbedaan jenis reaksi akibat reaksi tidak begitu tajam
mengakibatkan ionisasi dan bila ini terjadi maka terjadi maka reaksi yang masuk
kedalam kategori reaksi radiasi tersebut. Dipihak lain bila radiasi tersebut.
Dipihak lain bila radiasi tersebut sampai mengakibatkan ionisasi, maka reaksi
yang terjadi masuk dalam reaksi fotokimia (Mulyani dan Hendrawan, 2003: 178).
Fotokimia adalah salah satu cabang ilmu kimia yang
berkaitan dengan rekasi kimia yang dihasilkan oleh cahaya terutama radiasi
ultraviolet (ultralembayung) dan juga dapat diartikan sebagai dua peristiwa
yang berhubungan dengan efek kimia dari cahaya. Sedangkan fotokatalis adalah
zat yang menggalakkan reaksi yang dikatalis cahaya (Mulyono, 2006: 255).
Reaksi fotokimia merupakan reaksi kimia yang menggunakan
cahaya untuk mendekomposisi polutan organik didalam air dengan cara menyerap
cahaya untuk memutuskan ikatan dari senyawa-senyawa kimia. Cahaya dapat berupa
panjang gelombang dan bersifat sebagai partikel dimana cahaya merupakan
gabungan dari ayunan elektrikal terhadap arah prapagasi dari gelombang. Cahaya
dapat digunakan sebagai pemacu terjadinya rekasi kimia untuk mendapatkan
seleksi transformasi yang luas pada dekomposisi polutan didilam air. Beberapa
reaksi kimia sebenarnya tidak mungkin terjadi karena selain bila memakai
reaktan konvensional. Hal ini dapat terjadi karena selain memancarkan radiasi
inframerah dan cahaya tampak, matahari juga memancarkan radiasi ultraviolet
(UV). Radiasi ultraviolet tersebut mempunyai kemampuan yang tinggi untuk menyebabkan
terjadinya reaksi kimia (Yulianto dkk, 2012: 2).
Fotokatalis adalah suatu bahan yang mampu mempercepat
laju reaksi oksidasi maupun reksi melalui reaksi fotokimia serta bersifat
semikonduktor. Semikonduktor jika terkena sinar UV atau sinar matahari dengan
energi foton yang sama atau lebih besar dari energi eksitasi elektronnya akan
membentuk elektron di pita konduksi dan hole di pita valensi (Wulandari dkk,
2014: 241).
Sumber cahaya dapat digolongkan dua, yaitu sinar matahari
dan cahaya buatan. Radiasi ultraviolet matahari adalah energi elektromagnetik
dengan panjang gelombang antara 0,2-0,4 mikron dan mempunyai energi lebih besar
dibanding cahaya tampak. Pada dasarnya, tingkat kerusakan pada paparan radiasi
UV tergantung dari kuantitas dan jenis radiasi yang dipaparkan. Dimana semakin
pendek panjang gelombang radiasi maka energi yang dihasilkannya semakin besar
yang berarti tingkat kerusakannya juga semakin tinggi. Sumber cahaya buatan
untuk reaksi fotokimia dapat berasal dari lampu yang tersedia pada variasi luas
mulai dari lampu bohlam tungsten-filamen sederhana samapi lampu dengan pancaran
bunga api listrik merkuri (Yulianto dkk, 2012: 2).
Besi merupakan jenis logam yang kelimpahannya dialam
nomor dua setelah aluminium. Sebagian besar besi berada dalam bentuk hematite
Fe2O3, magnetit Fe3O4, dan siderite
FeCO3. Logam besi mudah larut dalam asam-asam mineral encer. Dengan
asam-asam non oksidator dan bebas udara, besi akan larut menjadi ion besi (II),
sedangkan jika ada udara atau digunakan asam-asam oksidator akan dihasilkan
besi (III) (Tim Dosen Kimia Anorganik, 2017: 13).
Besi yang murni adalah logam berwarna putih-perak, yang
kukuh dan liat. Ia melebur pada 1535 . Jarang terdapat besi komersial murni; biasanya besi
mengandung sejumlah kecil karbida, silisida, fosfida, dan sulfida dari besi,
serta sedikit grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting dalam
kekuatan struktur besi. Besi dapat dimagnitkan. Asam klorida encer melarutkan
besi, pada mana dihasilkan garam-garam besi (II) dan gas hidrogen.
Fe
+ 2H+ Fe2+
+ H2
Fe
+ 2 HCl Fe2+ + Cl- + H2
Asam sulfat pekat
yang panas, menghasilkan ion-ion besi (III) dan belerang dioksida:
2
Fe + 3 H2SO4 + 6 H+ 2 Fe3+ + SO2 + 6 H2O
(Svehla,
1985: 257).
Ion besi (II) dan
besi (III) dapat membentuk kompleks yang hampir semuanya terbentuk oktahedral.
Ion kompleks heksasianoferrat (III) yang biasa dikenal dengan ferrosianida
merupakan contoh kompleks besi (II) yang sangat stabil. Ion ini dapat membentuk
garam dengan beberapa kation. Ion besi (III) dalam larutan mudah direduksi
menjafi besi (II) dengan reduktir lemah, seperti I-.
Fe3+
+ I- Fe2+ +
Dalam larutan, ion
besi (III) membentuk kompleks dengan molekul air sebagai ligannya. Ion kompleks
ini memiliki kecenderungan untuk mengalami hidrolisis.
[Fe(H2O)6]3+
[Fe(H2O)5(OH)]2+ + H+
Atau
2 [Fe(H2O)6]3+
[Fe(H2O)4(OH)2Fe(H2O)4]4+
Menurut vogel (1985) dalam khaira
(2013:18), analisis kualitatif besi dibedakan menjadi besi (II) menjadi besi
(III). Analisis kualitatif besi (II) adalah lima tetes larutan sampel
dimasukkan dalam tabung reaksi ditambah dua tetes larutan kalium tiosianida 2
N. Reaksi positif bila terjadi larutan berwarna merah darah. Analisis
kualitatif besi (III) adalah lima tetes larutan sampel dimasukkan dalam tabung
reaksi ditambah tiga tetes larutan kalium tiosianida 2 N. Reaksi positif bila
terjadi larutan berwarna merah darah.
Garam-garam besi (II) (atau fero)
diturunkan dari besi (II) oksida, FeO. Dalam larutan, garam-garam ini
mengandung kation Fe2+ dan berwarna sedikit hijau. Ion-ion gabungan
dan kompleks-kompleks sepit berwarna tua adalah juga umum. Ion besi (II) dapat
mudah dioksidasikan menjadi besi (III), maka merupakan zat pereduksi yang kuat.
Semakin kurang asam larutan itu, semakin nyatalah efek ini, dalam suasana
netral atau basa bahkan oksigen dari atmosfer akan mengoksidasikan ion besi
(II). Maka larutan besi (II) harus sedikit asam bila ingin disimpan untuk waktu
yang agak lama. Garam-garam besi (III) atau feri diturunkan dari oksida besi
(III), Fe2O3. Mereka lebih stabil daripada garam besi
(II). Dalam larutannya, terdapat kation-kation Fe3+ berwarna kuning muda, jika larutan mengandung
larutan klorida, warna menjadi semakin kuat. Zat-zat pereduksi ion besi (III)
menjadi besi (II) (Svehla, 1985: 257).
Uji terhadap adanya ion besi (III)
dapat dilakukan dengan penambahan larutan ion heksasianoferat (II), [Fe(CN)6]4-,
terjadinya endapan biru prusian besi(III) heksasianoferat (II) Fe4[Fe(CN)6]3,
membuktikan adanya ion besi (III);
4
Fe3+ + 3 [Fe(CN)6]4- Fe [Fe(CN)6]3
Warna biru ini
sering dimanfaatkan untuk kepentingan pembuatan tinta, cat, termasuk pigmen
cetak biru. Uji adanya ion besi (III) yang paling sensitif adalah dengan
penambahan larutan kalium tiosianat. Terjadinya warna merah darah ion
pentaaquatiosianatobesi (III) membuktikan adanya ion besi (III):
[Fe(H2O)6]3+
+ SCN- [Fe(H2O)(SCN)]2+
+ H2O
Warna ini
sangat sensitif mudah dikenali, sehingga hadirnya sekelumit pengotor ion besi
(III) dapat terdeteksi (Sugiyarto, 2006: 243).
D.
ALAT
DAN BAHAN
1.
Alat
a.
Gelas
ukur 50 mL 2buah
b.
Gelas
ukur 10 mL 1 buah
c.
Piring
8buah
d.
Lempeng
kaca 2buah
e.
Pipet
tetes 3buah
f.
Pinset
2buah
g.
Penjepit
4buah
h.
Batang
pengaduk 1 buah
i.
Kuas
1 buah
j.
Botol
semprot 1 buah
k.
Lap kasar 1
buah
l.
Lap halus 1
buah
2.
Bahan
a.
Larutanbesi (III) klorida (FeCl3) 0,5 M
b.
Larutan
diamonium hidroposfat ((NH4)2HPO4)
0,5 M
c.
Larutan
asam klorida (HCl) encer
d.
Larutan
asam oksalat (H2C2O4) 0,5 M
e.
Larutan
kalium dikromat (K2Cr2O7) 0,03 M
f.
Larutan
kalium heksasianoferrat (III) (K3Fe(CN)6) 0,1 M
g.
Aquades (H2O)
h.
Kertas
kalkir
i.
Kertas
saring
j.
Kertas
HVS
k.
Tinta
cina
l.
Tissu
E.
PROSEDUR
KERJA
1.
Larutan
campuran 50 mL besi (III) klorida dengan 10 mL larutan diamonium hidroposfat
direkasikan dlaam ruang gelap atau lemari.
2.
Larutan
campuran tersebut ditambahkan 50 mL asam oksalat kemudian larutan diaduk dalam
lemari tersebut. Setelah itu lemari ditutup dan dibuka hanya pada saat
diperlukan.
3.
Masing-masing
1 buah kertas kalkir, kertas saring, dan kertas HVS disiapkan kemudian
dicelupkan kedalam larutan yang ada didalam lemari.
4.
Setelah
dicelupkan, kertas tersebut diletakkan diantara dua kertas saring dan ditunggu
hingga kertas tersebut kering.
5.
Objek
yang akan dicetak dibuat, kemudian ditulis dengan tinta cina didalam kertas
kalkir.
6.
Objek
yang telah dibuat diletakkan diatas kertas peka atau kertas yang telah kering
kemudian dijepit dengan dua buah lempeng kaca. Setelah itu dikeringkan dibawah
sinar matahari.
7.
Kertas
peka yang telah disinari dicelupkan dalam larutan ion heksasianoferrat (III)
0,1 M.
8.
Kertas
dikeluarkan kemudian dicelupkan kedalam larutan kalium dikromat encer. Kertas
dikeluarkan lagi kemudian dicelupkan kedalam HCl 0,1 M. setelah itu kertas
dikeluarkan lagi dan dicelupkan kedalam air.
9.
Kertas
dikeringkan maka akan diperoleh cetakan berwarna biru.
F.
HASIL
PENGAMATAN
No.
|
Aktivitas
|
Hasil pengamatan
|
1.
|
50 mL larutan FeCl3 + 10 mL (NH4)2HPO4
|
Berwarna kuning
|
2.
|
Ditambahkan 50 mL H2C2O4
|
Berwarna kuning
|
3.
|
Kertas kalkir dicelup dalam larutan kuning dalam ruang
gelap
|
Kertas kalkir berwarma kunig (kertas peka)
|
4.
|
Kertas kalkir dikeringkan dalam ruang gelap
|
Kertas kalkir kering
|
5.
|
Kertas saring dicelup dalam larutan kuning dalam ruang
gelap
|
Kertas saring berwarma kunig (kertas peka)
|
6.
|
Kertas saring dikeringkan dalam ruang gelap
|
Kertas saring kering
|
7.
|
Kertas HVS dicelup dalam larutan kuning dalam ruang gelap
|
Kertas HVS berwarma kunig (kertas peka)
|
8.
|
Kertas HVS dikeringkan dalam ruang gelap
|
Kertas HVS kering
|
9.
|
Meletakkan objek diatas kertas peka, kemudian dijepit
dengan lempeng kaca
|
Kertas terjepit diantara dua lempeng kaca
|
10.
|
Kertas yang dijepit dikeringkan dengan matahari
|
Kertas kering dan berwarna kuning
|
11.
|
Objek I (kertas kalkir)
-dicelupkan
dengan K3[Fe(CN)6]
-dicelupkan
dengan K2C2O7
-dicelupkan
dengan HCl
-dicelupkan
dengan H2O
|
-berwarna biru
- berwarna biru
- berwarna biru
- berwarna biru
|
12.
|
Objek II (kertas saring)
-dicelupkan
dengan K3[Fe(CN)6]
-dicelupkan
dengan K2C2O7
-dicelupkan
dengan HCl
-dicelupkan
dengan H2O
|
-berwarna biru
- berwarna biru
- berwarna biru
- berwarna biru
|
13.
|
Objek III (kertas HVS)
-dicelupkan
dengan K3[Fe(CN)6]
-dicelupkan
dengan K2C2O7
-dicelupkan
dengan HCl
-dicelupkan
dengan H2O
|
-berwarna biru
- berwarna biru
- berwarna biru
- berwarna biru
|
14.
|
Objek I, II, dan III dikeringkan dengan matahari
|
Kertas menjadi kering
|
15.
|
Warna objek I (kertas kalkir) setelah dikeringkan
|
Berwwarna biru, tidak jelas tulisan Pb-nya
|
16.
|
Warna objek II (kertas saring) setelah dikeringkan
|
Berwarna biru, jelas tu;isan Pb-nya
|
17.
|
Warna objek III (kertas HVS) setelah dikeringkan
|
Berwarna kuning tidak jelas tulisan Pb-nya dan sedikit
warna birunya
|
G.
PEMBAHASAN
Fotokimia adalah salah satu cabang ilmu kimia yang
berkaitan dengan rekasi kimia yang dihasilkan oleh cahaya terutama radiasi
ultraviolet (ultralembayung) dan juga dapat diartikan sebagai dua peristiwa
yang berhubungan dengan efek kimia dari cahaya. Sedangkan fotokatalis adalah
zat yang menggalakkan reaksi yang dikatalis cahaya (Mulyono, 2006: 255).
Percobaan fotokimia reduksi ion besi (III) bertujuan
untuk memepelajari reaksi ion besi (III) secara fotokimia dan mempelajari
pemanfaatannya untuk cetak biru. Prinsip dasar dari percobaan ini adalah reaksi
reduksi ion besi (III) yang dipengaruh oleh cahaya. Prinsip kerjanya adalah
pencampuran, perendaman, dan pengeringan. Percobaan pertama yang dilakukan
adalah dengan membuat larutan campuran FeCl3, (NH4)2HPO4
dan H2C2O4 yang dilakukan dalam ruang gelap
yang bertujuan untuk memperlamabat reaksi reduksi Fe3+ menjadi Fe2+
yang dapat berlangsung sangat cepat oleh pengaruh cahaya. Tujuan
penggunaan FeCl3 yaitu sebagai penyedian ion besi (III) yang akan
direduksi oleh asam oksalat secara fotokimia. (NH4)2HPO4
berfungsi untuk memperlambat reaksi reduksi Fe3+ menjadi Fe2+.
Sedangkan fungsi penambahan H2C2O4 yaitu untuk
mereduksi ion besi (III) menjadi ion besi (II) dan mempertahankannya agar tidak
mengalami oksidasi kembali menjadi ion besi (III). Reaksi yang terjadi pada
saat pencampuran FeCl3 dan (NH4)2HPO4 yaitu:
FeCl3
+ (NH4)2HPO4 FePO4 +
2NH4Cl + HCl
Reaksiiniterjadisecaraspontan, sebab ion
besilebihsukamenetapdalambentuk Fe3+ danmembentukikatan yang sangatstabildengan ion
PO43-.
Reaksi reduksi adalah suatu rekasi yang menyebabkan terjadiinya penurunan
bilangan oksidasi, seperti yang terjadi pada reaksi ini, dimana besi yang
semula memiliki tingkat oksidasi +3 menjadi +2 karena adanya penambahan asam
oksalat. Adapun reaksinya:
2 FePO4 + H2C2O4 2 FeC2O4
+ 2 H3PO4 + 2 CO2
Reduksi: Fe3+ + e Fe2+
Oksidasi
: C2O42- 2 CO2 + 2e
Reduksi : 2
Fe3+ + 2 e 2 Fe2+
Oksidasi
: C2O42- 2 CO2 + 2e
Redoks
: 2
Fe3+ + C2O42- 2 Fe2+
+ 2 CO2
Setelah campuran larutan telah
bereaksi sempurna, percobaan selanjutnya yaitu pencelupan kertas yang digunakan
sebagai kertas peka. Adapun kertas yang digunakan adalah kertas kalkir, kertas
saring dan kertas HVS yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan penampakan
cetakan dalam berbagai jenis kertas tersebut. Setelah kertas dicelupkan kedalam
larutan, percobaan selanjutnya yaitu pengeringan yang dilakukan dengan cara
kertas diletakkan diantara dua kertas saring. Tujuan dari pengeringan ini
adalah untuk memastikan larutan telah meresap kedalam kertas. Kertas yang telah
dicelupkan diletakkan diantara dua kertas saring karena kertas saring mudah menyerapcairandarikertaspekatersebutsehinggadapatmempercepat
proses pengeringan, digunakankertassaringuntukmengeringkankarenakertassaringmemilikipori-pori
yang besarsehinggamampumenyeraplarutan yang terdapatpadakertassaring.
Percobaan selanjutnya yaitu membuat
objek pada kertas kalkir yang ditulis menggunakan tinta cina karena tinta cina memiliki
permukaan yang lebih tebal, berwarna hitam, dan kental dibandingkan tinta lain
sehingga objek yang dituliskan dapat menghalangi cahaya pada proses penyinaran
dengan matahari sehingga natinya dapat menghasilkan catakan objek pada kertas
peka akan lebih jelas karena cahaya tidak mampu menembus objek sehingga ion
besi (III) pada kertas peka tertutup objek tidak akan tereduksi. Selanjutnya
kertas objek diletakkan diatas kertas peka yang bertujuan agar objek dapat
menghalangi masuknya sinar matahari. Setelah itu kertas dijepit dengan lempeng
kaca agar kertas objek dan kertas peka tetap rapat atau melengket selama
dikeringkan dibawah sinar matahari. Penyinaran dilakukan dengan sinar matahari
agar reaksi reduksi dapat berjalan sempurna dimana terjadi reduksi besi (III)
secara fotokimia karena cahaya matahari mempercepat jalanny reaksi.
Kertas peka yang telah dikeringkan kemudian dicelupkan didalam larutan ion
heksasianoferrat (III) 0,1 M. larutan ini berfungsi memberikan warna dan
memeperjelas penampakan objek yang ada pada kertas peka. Kepekatan dari warna
biru menandakan banyaknya ion besi yang tereduksi menjadi besi (II). Fungsi
dari pencucian ini adalah untuk memperjelas warna ion besi (III) yang
tereduksi. Adapun reaksinya :
FeC2O4 + 2K3[Fe(CN)6]3- Fe3 [
Fe(CN)6]2 + 3 K2C2O4
Setelah itu
kertas peka dicuci dengan kalium dikromat yang berfungsi untuk menghilangkan
zat-zat pengotor yang tidak bereaksi dan untuk mempertajam warna cetakan pada
kertas peka. Setelah itu dicuci lagi dengan HCl untuk menghilangkan ion-ion
larutan yang tidak bereaksi yang masih terdapat dalam kertas peka, kemudian
dilanjutkan pencucian dengan air yang berfungsi untuk menghilangka ion pengtor
yang tersisa serta kelebihan HCl. Adapun reaksi untuk pencucian dengan K2Cr2O7
dan HCl:
3
K2Cr2O7 + 2 [Fe(CN)6]3- 2K3[Fe(CN)6]3-
+ 3 Cr2O72-
2
HCl + K2Cr2O7 H2Cr2O7
+ 2 KCl
Selanjutnya
kertas peka dikeringkan dibawah sinar matahari objek dapat dilihat jelas
sehingga mudah diamati.
Berdasarkan percobaan, diperoleh
pada kertas saring yang digunakan kertas peka menghasilkan kertas berwarna biru
dan objek (tulisan) jelas tetapi berwarna biru, pada kertas kalkir sebagai
kertas peka dihasilkan kertas berwarna biru dan objek (tulisan) tidak jelas dan
kertas HVS sebagai kertas peka dihasilkan kertas berwarna kuning campur biru
dan objek (tulisan) tidak jelas. Pada kertas saring dan kertas kalkir sebagai
kertas peka, hasil yang diperoleh telah sesuai dengan teori dimana warna biru
berasal dari kompleks Fe3[Fe(CN)6]2. Hal ini
disebabkan karena kertas saring dan kertas peka lebih tipis, transparan, dan
memilki pori-pori yang lebih besar dibandingkan kertas HVS yang digunakan
sebagai kertas peka tidak menghasilkan warna biru dan objek (tulisan) tidak
jelas atau terlihat. Hal ini disebabkan penyinaran yang tidak maksimal dan
kertas peka yang belum kering sempurna.
H.
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Berdasarkan tujuan percobaan fotokimia reduksi ion besi
(III) yaitu memepelajari raksi reduksi ion besi (III) secara fotokimia dan
mempelajari pemanfaatan cetak biru maka dapat disimpulkan bahwa reaksi
fotokimia reduksi ion besi (III) menjadibesi (II) terjadi dengan bantuan sinar
cahaya matahari dan cetak biru yang
timbul pada kertas peka adalah warna biru yang berasal dari senyawa kompleks Fe3[Fe(CN)6]2.
2.
Saran
Untukpraktikumselanjutnyadiharapkankertaspeka
yang akandihimpitkanpadakertasobjek,
kertaspekatersebutharustelahkeringsempurna.
DAFTAR
PUSTAKA
Khaira,
Kuntum. 2013. Penetuan kadar besi (Fe) air sumur dan air PDAM dengan metode
spektrofotometri. Jurnal Saintek. Vol.
V. No. 1
Mulyani,
Sri dan Hendrawan. 2003. Kimia Fisika II.Bandung: JICA..
Mulyono. 2006. Kamus Kimia. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyarto,
Kristian H. 2006.Kimia Anorganik II. Yogyakarta:
JICA.
Svehla, G. 1985.
Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif
Makro Dan Semimikro. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.
Tim Dosen
Kimia Anorganik. 2017. Penuntun Praktikum
Kimia Anorganik. Makassar: FMIPA UNM
Wulandari, Ika Oktavia., Sri Wardhani., dan Danar
Purwonugroho. 2014. Sintesis dan karakterisasi fotokatalis ZnO pada zeolit. Kimia Student Journal. Vol 1. No. 2.
Yuliyanto, Mohammad Endy., Dwi
Handayani., dan Silviana. 2012. Kajian pengolahan limbah industri fathy alcohol
dengan teknologi photokatalitik menggunakan enrgi surya. Jurnal Teknik Kimia. Vol. 4. No. 1.
JAWABAN PERTANYAAN
1. Larutan yang
memiliki pH lebihrendahyaitu Fe3+dapatdilihatdariperhitunganberikut
:
a. Untuk Fe2+
Fe(OH)2 Fe2+ + 2OH-
S 2S
Ksp =
S(2S)2
4,8.10-18 = 4S3
S3 = 1,2.10-16
pH =
14- log 1,2.10-16
=
14-6- log 1,2
=
8,025
b. Untuk Fe3+
Fe(OH)3 Fe3+ + 3OH-
S 3S
Ksp =
S(3S)3
3,7.10-38 = 27S4
S4 = 1,407.10-39
S =
1,936.10-10
=
4,128
Fe3+memilikibiloks yang
lebihbesardaripada Fe2, sehingga Fe3+lebihkekurangan
electron.Hal inisesuaidengankonsepasamlewis, dimanaspesies yang kurang electron
akanbersifatasam.
2. Larutandiammoniumhidrofosfatdapatmenghambatreaksiredoksantarabesi
(III) denganasamoksalatkarenadiammoniumhidrofosfatbersifatbasa,
semakinbanyaklarutaniniditambahkanmaka pH semakinbaiksehinggareaksiantarabesi
(II) semakinsukarterjadi.
0 comments:
Post a Comment