Saturday 7 October 2017

Penentuan Koefisien Distribusi



HALAMAN PENGESAHAN

            LaporanLengkapPraktikum Kimia Fisik Idenganjudul “Penentuan Koefisien Distribusi” yang disusunoleh:
            Kelas                  : Pendidikan Kimia B
            Kelompok          : I (satu)
telahdiperiksaolehasisten/koordinatorasistendandinyatakanditerima.
                                               

                                                                                    Makassar,  Juni 2017
KoordinatorAsisten                                                    Asisten



Yudi Putra Permadi                                                      Yudi Putra Permadi
NIM. 1313441026                                                        NIM. 1313441026


                             Mengetahui,
                             DosenPenanggungjawab



                 Dr. Mohammad Wijaya M. M,Si.
                                  NIP. 19730927 199903 1 001



A.      JUDUL PERCOBAAN
Fotokimia Reduksi Ion Besi (III)

B.       TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari reaksi reduksi ion besi (III) secara fotokimia dan mempelajari pemanfaatan cetak biru

C.      LANDASAN TEORI
Jenis-jenis radiasi yaitu elektromagnetik dan perikel. Reaksi kimia akibat dua jenis radiasi tersebut dikenal dengan sebagai reaksi kimia atau fotokimai. Perbedaan jenis reaksi akibat reaksi tidak begitu tajam mengakibatkan ionisasi dan bila ini terjadi maka terjadi maka reaksi yang masuk kedalam kategori reaksi radiasi tersebut. Dipihak lain bila radiasi tersebut. Dipihak lain bila radiasi tersebut sampai mengakibatkan ionisasi, maka reaksi yang terjadi masuk dalam reaksi fotokimia (Mulyani dan Hendrawan, 2003: 178).
Fotokimia adalah salah satu cabang ilmu kimia yang berkaitan dengan rekasi kimia yang dihasilkan oleh cahaya terutama radiasi ultraviolet (ultralembayung) dan juga dapat diartikan sebagai dua peristiwa yang berhubungan dengan efek kimia dari cahaya. Sedangkan fotokatalis adalah zat yang menggalakkan reaksi yang dikatalis cahaya (Mulyono, 2006: 255).
Reaksi fotokimia merupakan reaksi kimia yang menggunakan cahaya untuk mendekomposisi polutan organik didalam air dengan cara menyerap cahaya untuk memutuskan ikatan dari senyawa-senyawa kimia. Cahaya dapat berupa panjang gelombang dan bersifat sebagai partikel dimana cahaya merupakan gabungan dari ayunan elektrikal terhadap arah prapagasi dari gelombang. Cahaya dapat digunakan sebagai pemacu terjadinya rekasi kimia untuk mendapatkan seleksi transformasi yang luas pada dekomposisi polutan didilam air. Beberapa reaksi kimia sebenarnya tidak mungkin terjadi karena selain bila memakai reaktan konvensional. Hal ini dapat terjadi karena selain memancarkan radiasi inframerah dan cahaya tampak, matahari juga memancarkan radiasi ultraviolet (UV). Radiasi ultraviolet tersebut mempunyai kemampuan yang tinggi untuk menyebabkan terjadinya reaksi kimia (Yulianto dkk, 2012: 2).
Fotokatalis adalah suatu bahan yang mampu mempercepat laju reaksi oksidasi maupun reksi melalui reaksi fotokimia serta bersifat semikonduktor. Semikonduktor jika terkena sinar UV atau sinar matahari dengan energi foton yang sama atau lebih besar dari energi eksitasi elektronnya akan membentuk elektron di pita konduksi dan hole di pita valensi (Wulandari dkk, 2014: 241).
Sumber cahaya dapat digolongkan dua, yaitu sinar matahari dan cahaya buatan. Radiasi ultraviolet matahari adalah energi elektromagnetik dengan panjang gelombang antara 0,2-0,4 mikron dan mempunyai energi lebih besar dibanding cahaya tampak. Pada dasarnya, tingkat kerusakan pada paparan radiasi UV tergantung dari kuantitas dan jenis radiasi yang dipaparkan. Dimana semakin pendek panjang gelombang radiasi maka energi yang dihasilkannya semakin besar yang berarti tingkat kerusakannya juga semakin tinggi. Sumber cahaya buatan untuk reaksi fotokimia dapat berasal dari lampu yang tersedia pada variasi luas mulai dari lampu bohlam tungsten-filamen sederhana samapi lampu dengan pancaran bunga api listrik merkuri (Yulianto dkk, 2012: 2).
Besi merupakan jenis logam yang kelimpahannya dialam nomor dua setelah aluminium. Sebagian besar besi berada dalam bentuk hematite Fe2O3, magnetit Fe3O4, dan siderite FeCO3. Logam besi mudah larut dalam asam-asam mineral encer. Dengan asam-asam non oksidator dan bebas udara, besi akan larut menjadi ion besi (II), sedangkan jika ada udara atau digunakan asam-asam oksidator akan dihasilkan besi (III) (Tim Dosen Kimia Anorganik, 2017: 13).
Besi yang murni adalah logam berwarna putih-perak, yang kukuh dan liat. Ia melebur pada 1535 . Jarang terdapat besi komersial murni; biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida, silisida, fosfida, dan sulfida dari besi, serta sedikit grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting dalam kekuatan struktur besi. Besi dapat dimagnitkan. Asam klorida encer melarutkan besi, pada mana dihasilkan garam-garam besi (II) dan gas hidrogen.
Fe + 2H+                      Fe2+  + H2
Fe + 2 HCl                  Fe2+  + Cl- + H2
Asam sulfat pekat yang panas, menghasilkan ion-ion besi (III) dan belerang dioksida:
2 Fe + 3 H2SO4 + 6 H+                    2 Fe3+  + SO2 + 6 H2O
                                                                                                (Svehla, 1985: 257).
Ion besi (II) dan besi (III) dapat membentuk kompleks yang hampir semuanya terbentuk oktahedral. Ion kompleks heksasianoferrat (III) yang biasa dikenal dengan ferrosianida merupakan contoh kompleks besi (II) yang sangat stabil. Ion ini dapat membentuk garam dengan beberapa kation. Ion besi (III) dalam larutan mudah direduksi menjafi besi (II) dengan reduktir lemah, seperti I-.
Fe3+ + I-       Fe2+ +
Dalam larutan, ion besi (III) membentuk kompleks dengan molekul air sebagai ligannya. Ion kompleks ini memiliki kecenderungan untuk mengalami hidrolisis.
[Fe(H2O)6]3+ [Fe(H2O)5(OH)]2+ + H+
Atau
2 [Fe(H2O)6]3+ [Fe(H2O)4(OH)2Fe(H2O)4]4+
            Menurut vogel (1985) dalam khaira (2013:18), analisis kualitatif besi dibedakan menjadi besi (II) menjadi besi (III). Analisis kualitatif besi (II) adalah lima tetes larutan sampel dimasukkan dalam tabung reaksi ditambah dua tetes larutan kalium tiosianida 2 N. Reaksi positif bila terjadi larutan berwarna merah darah. Analisis kualitatif besi (III) adalah lima tetes larutan sampel dimasukkan dalam tabung reaksi ditambah tiga tetes larutan kalium tiosianida 2 N. Reaksi positif bila terjadi larutan berwarna merah darah.
            Garam-garam besi (II) (atau fero) diturunkan dari besi (II) oksida, FeO. Dalam larutan, garam-garam ini mengandung kation Fe2+ dan berwarna sedikit hijau. Ion-ion gabungan dan kompleks-kompleks sepit berwarna tua adalah juga umum. Ion besi (II) dapat mudah dioksidasikan menjadi besi (III), maka merupakan zat pereduksi yang kuat. Semakin kurang asam larutan itu, semakin nyatalah efek ini, dalam suasana netral atau basa bahkan oksigen dari atmosfer akan mengoksidasikan ion besi (II). Maka larutan besi (II) harus sedikit asam bila ingin disimpan untuk waktu yang agak lama. Garam-garam besi (III) atau feri diturunkan dari oksida besi (III), Fe2O3. Mereka lebih stabil daripada garam besi (II). Dalam larutannya, terdapat kation-kation Fe3+  berwarna kuning muda, jika larutan mengandung larutan klorida, warna menjadi semakin kuat. Zat-zat pereduksi ion besi (III) menjadi besi (II) (Svehla, 1985: 257).
            Uji terhadap adanya ion besi (III) dapat dilakukan dengan penambahan larutan ion heksasianoferat (II), [Fe(CN)6]4-, terjadinya endapan biru prusian besi(III) heksasianoferat (II) Fe4[Fe(CN)6]3, membuktikan adanya ion besi (III);
4 Fe3+ + 3 [Fe(CN)6]4-             Fe [Fe(CN)6]3
Warna biru ini sering dimanfaatkan untuk kepentingan pembuatan tinta, cat, termasuk pigmen cetak biru. Uji adanya ion besi (III) yang paling sensitif adalah dengan penambahan larutan kalium tiosianat. Terjadinya warna merah darah ion pentaaquatiosianatobesi (III) membuktikan adanya ion besi (III):
[Fe(H2O)6]3+ + SCN-               [Fe(H2O)(SCN)]2+ + H2O
Warna ini sangat sensitif mudah dikenali, sehingga hadirnya sekelumit pengotor ion besi (III) dapat terdeteksi (Sugiyarto, 2006: 243).

D.      ALAT DAN BAHAN
1.        Alat
a.         Gelas ukur 50 mL                        2buah
b.        Gelas ukur 10 mL                        1 buah
c.         Piring                                            8buah
d.        Lempeng kaca                              2buah
e.         Pipet tetes                                    3buah
f.         Pinset                                           2buah
g.        Penjepit                                        4buah
h.        Batang pengaduk                         1 buah
i.          Kuas                                             1 buah
j.          Botol semprot                              1 buah
k.        Lap kasar                                      1 buah
l.          Lap halus                                      1 buah
2.        Bahan
a.         Larutanbesi (III) klorida (FeCl3) 0,5 M
b.        Larutan diamonium hidroposfat ((NH4)2HPO4) 0,5 M
c.         Larutan asam klorida (HCl) encer
d.        Larutan asam oksalat (H2C2O4) 0,5 M
e.         Larutan kalium dikromat (K2Cr2O7) 0,03 M
f.         Larutan kalium heksasianoferrat (III) (K3Fe(CN)6) 0,1 M
g.        Aquades (H2O)
h.        Kertas kalkir
i.          Kertas saring
j.          Kertas HVS
k.        Tinta cina
l.          Tissu

E.       PROSEDUR KERJA
1.        Larutan campuran 50 mL besi (III) klorida dengan 10 mL larutan diamonium hidroposfat direkasikan dlaam ruang gelap atau lemari.
2.        Larutan campuran tersebut ditambahkan 50 mL asam oksalat kemudian larutan diaduk dalam lemari tersebut. Setelah itu lemari ditutup dan dibuka hanya pada saat diperlukan.
3.        Masing-masing 1 buah kertas kalkir, kertas saring, dan kertas HVS disiapkan kemudian dicelupkan kedalam larutan yang ada didalam lemari.
4.        Setelah dicelupkan, kertas tersebut diletakkan diantara dua kertas saring dan ditunggu hingga kertas tersebut kering.
5.        Objek yang akan dicetak dibuat, kemudian ditulis dengan tinta cina didalam kertas kalkir.
6.        Objek yang telah dibuat diletakkan diatas kertas peka atau kertas yang telah kering kemudian dijepit dengan dua buah lempeng kaca. Setelah itu dikeringkan dibawah sinar matahari.
7.        Kertas peka yang telah disinari dicelupkan dalam larutan ion heksasianoferrat (III) 0,1 M.
8.        Kertas dikeluarkan kemudian dicelupkan kedalam larutan kalium dikromat encer. Kertas dikeluarkan lagi kemudian dicelupkan kedalam HCl 0,1 M. setelah itu kertas dikeluarkan lagi dan dicelupkan kedalam air.
9.        Kertas dikeringkan maka akan diperoleh cetakan berwarna biru.

F.       HASIL PENGAMATAN
No.
Aktivitas
Hasil pengamatan
1.
50 mL larutan FeCl3 + 10 mL (NH4)2HPO4
Berwarna kuning
2.
Ditambahkan 50 mL H2C2O4
Berwarna kuning
3.
Kertas kalkir dicelup dalam larutan kuning dalam ruang gelap
Kertas kalkir berwarma kunig (kertas peka)
4.
Kertas kalkir dikeringkan dalam ruang gelap
Kertas kalkir kering
5.
Kertas saring dicelup dalam larutan kuning dalam ruang gelap
Kertas saring berwarma kunig (kertas peka)
6.
Kertas saring dikeringkan dalam ruang gelap
Kertas saring kering
7.
Kertas HVS dicelup dalam larutan kuning dalam ruang gelap
Kertas HVS berwarma kunig (kertas peka)
8.
Kertas HVS dikeringkan dalam ruang gelap
Kertas HVS kering
9.
Meletakkan objek diatas kertas peka, kemudian dijepit dengan lempeng kaca
Kertas terjepit diantara dua lempeng kaca
10.
Kertas yang dijepit dikeringkan dengan matahari
Kertas kering dan berwarna kuning
11.
Objek I (kertas kalkir)
-dicelupkan dengan K3[Fe(CN)6]
-dicelupkan dengan K2C2O7
-dicelupkan dengan HCl
-dicelupkan dengan H2O

-berwarna biru
- berwarna biru
- berwarna biru
- berwarna biru
12.
Objek II (kertas saring)
-dicelupkan dengan K3[Fe(CN)6]
-dicelupkan dengan K2C2O7
-dicelupkan dengan HCl
-dicelupkan dengan H2O

-berwarna biru
- berwarna biru
- berwarna biru
- berwarna biru
13.
Objek III (kertas HVS)
-dicelupkan dengan K3[Fe(CN)6]
-dicelupkan dengan K2C2O7
-dicelupkan dengan HCl
-dicelupkan dengan H2O

-berwarna biru
- berwarna biru
- berwarna biru
- berwarna biru
14.
Objek I, II, dan III dikeringkan dengan matahari
Kertas menjadi kering
15.
Warna objek I (kertas kalkir) setelah dikeringkan
Berwwarna biru, tidak jelas tulisan Pb-nya
16.
Warna objek II (kertas saring) setelah dikeringkan
Berwarna biru, jelas tu;isan Pb-nya
17.
Warna objek III (kertas HVS) setelah dikeringkan
Berwarna kuning tidak jelas tulisan Pb-nya dan sedikit warna birunya


G.      PEMBAHASAN
Fotokimia adalah salah satu cabang ilmu kimia yang berkaitan dengan rekasi kimia yang dihasilkan oleh cahaya terutama radiasi ultraviolet (ultralembayung) dan juga dapat diartikan sebagai dua peristiwa yang berhubungan dengan efek kimia dari cahaya. Sedangkan fotokatalis adalah zat yang menggalakkan reaksi yang dikatalis cahaya (Mulyono, 2006: 255).
Percobaan fotokimia reduksi ion besi (III) bertujuan untuk memepelajari reaksi ion besi (III) secara fotokimia dan mempelajari pemanfaatannya untuk cetak biru. Prinsip dasar dari percobaan ini adalah reaksi reduksi ion besi (III) yang dipengaruh oleh cahaya. Prinsip kerjanya adalah pencampuran, perendaman, dan pengeringan. Percobaan pertama yang dilakukan adalah dengan membuat larutan campuran FeCl3, (NH4)2HPO4 dan H2C2O4 yang dilakukan dalam ruang gelap yang bertujuan untuk memperlamabat reaksi reduksi Fe3+ menjadi Fe2+ yang dapat berlangsung sangat cepat oleh pengaruh cahaya. Tujuan penggunaan FeCl3 yaitu sebagai penyedian ion besi (III) yang akan direduksi oleh asam oksalat secara fotokimia. (NH4)2HPO4 berfungsi untuk memperlambat reaksi reduksi Fe3+ menjadi Fe2+. Sedangkan fungsi penambahan H2C2O4 yaitu untuk mereduksi ion besi (III) menjadi ion besi (II) dan mempertahankannya agar tidak mengalami oksidasi kembali menjadi ion besi (III). Reaksi yang terjadi pada saat pencampuran FeCl3 dan (NH4)2HPO4 yaitu:
FeCl3 + (NH4)2HPO4                   FePO4 + 2NH4Cl + HCl
Reaksiiniterjadisecaraspontan, sebab ion besilebihsukamenetapdalambentuk Fe3+ danmembentukikatan yang sangatstabildengan ion PO43-. Reaksi reduksi adalah suatu rekasi yang menyebabkan terjadiinya penurunan bilangan oksidasi, seperti yang terjadi pada reaksi ini, dimana besi yang semula memiliki tingkat oksidasi +3 menjadi +2 karena adanya penambahan asam oksalat. Adapun reaksinya:
                        2 FePO4 + H2C2O4                        2 FeC2O4 + 2 H3PO4 + 2 CO2
Reduksi:          Fe3+  + e                Fe2+
Oksidasi :        C2O42-              2 CO2 + 2e    
Reduksi  :        2 Fe3+  + 2 e                 2 Fe2+
Oksidasi :        C2O42-              2 CO2 + 2e    
Redoks  :         2 Fe3+ + C2O42-                  2 Fe2+ + 2 CO2
            Setelah campuran larutan telah bereaksi sempurna, percobaan selanjutnya yaitu pencelupan kertas yang digunakan sebagai kertas peka. Adapun kertas yang digunakan adalah kertas kalkir, kertas saring dan kertas HVS yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan penampakan cetakan dalam berbagai jenis kertas tersebut. Setelah kertas dicelupkan kedalam larutan, percobaan selanjutnya yaitu pengeringan yang dilakukan dengan cara kertas diletakkan diantara dua kertas saring. Tujuan dari pengeringan ini adalah untuk memastikan larutan telah meresap kedalam kertas. Kertas yang telah dicelupkan diletakkan diantara dua kertas saring karena kertas saring mudah menyerapcairandarikertaspekatersebutsehinggadapatmempercepat proses pengeringan, digunakankertassaringuntukmengeringkankarenakertassaringmemilikipori-pori yang besarsehinggamampumenyeraplarutan yang terdapatpadakertassaring.
            Percobaan selanjutnya yaitu membuat objek pada kertas kalkir yang ditulis menggunakan tinta cina karena tinta cina memiliki permukaan yang lebih tebal, berwarna hitam, dan kental dibandingkan tinta lain sehingga objek yang dituliskan dapat menghalangi cahaya pada proses penyinaran dengan matahari sehingga natinya dapat menghasilkan catakan objek pada kertas peka akan lebih jelas karena cahaya tidak mampu menembus objek sehingga ion besi (III) pada kertas peka tertutup objek tidak akan tereduksi. Selanjutnya kertas objek diletakkan diatas kertas peka yang bertujuan agar objek dapat menghalangi masuknya sinar matahari. Setelah itu kertas dijepit dengan lempeng kaca agar kertas objek dan kertas peka tetap rapat atau melengket selama dikeringkan dibawah sinar matahari. Penyinaran dilakukan dengan sinar matahari agar reaksi reduksi dapat berjalan sempurna dimana terjadi reduksi besi (III) secara fotokimia karena cahaya matahari mempercepat jalanny reaksi.
Kertas peka yang telah dikeringkan kemudian dicelupkan didalam larutan ion heksasianoferrat (III) 0,1 M. larutan ini berfungsi memberikan warna dan memeperjelas penampakan objek yang ada pada kertas peka. Kepekatan dari warna biru menandakan banyaknya ion besi yang tereduksi menjadi besi (II). Fungsi dari pencucian ini adalah untuk memperjelas warna ion besi (III) yang tereduksi. Adapun reaksinya :
     FeC2O4 + 2K3[Fe(CN)6]3-                          Fe3 [ Fe(CN)6]2 + 3 K2C2O4
Setelah itu kertas peka dicuci dengan kalium dikromat yang berfungsi untuk menghilangkan zat-zat pengotor yang tidak bereaksi dan untuk mempertajam warna cetakan pada kertas peka. Setelah itu dicuci lagi dengan HCl untuk menghilangkan ion-ion larutan yang tidak bereaksi yang masih terdapat dalam kertas peka, kemudian dilanjutkan pencucian dengan air yang berfungsi untuk menghilangka ion pengtor yang tersisa serta kelebihan HCl. Adapun reaksi untuk pencucian dengan K2Cr2O7 dan HCl:
3 K2Cr2O7 + 2 [Fe(CN)6]3-                        2K3[Fe(CN)6]3- + 3 Cr2O72-
2 HCl + K2Cr2O7                    H2Cr2O7 + 2 KCl
Selanjutnya kertas peka dikeringkan dibawah sinar matahari objek dapat dilihat jelas sehingga mudah diamati.
            Berdasarkan percobaan, diperoleh pada kertas saring yang digunakan kertas peka menghasilkan kertas berwarna biru dan objek (tulisan) jelas tetapi berwarna biru, pada kertas kalkir sebagai kertas peka dihasilkan kertas berwarna biru dan objek (tulisan) tidak jelas dan kertas HVS sebagai kertas peka dihasilkan kertas berwarna kuning campur biru dan objek (tulisan) tidak jelas. Pada kertas saring dan kertas kalkir sebagai kertas peka, hasil yang diperoleh telah sesuai dengan teori dimana warna biru berasal dari kompleks Fe3[Fe(CN)6]2. Hal ini disebabkan karena kertas saring dan kertas peka lebih tipis, transparan, dan memilki pori-pori yang lebih besar dibandingkan kertas HVS yang digunakan sebagai kertas peka tidak menghasilkan warna biru dan objek (tulisan) tidak jelas atau terlihat. Hal ini disebabkan penyinaran yang tidak maksimal dan kertas peka yang belum kering sempurna.

H.      PENUTUP
1.        Kesimpulan
Berdasarkan tujuan percobaan fotokimia reduksi ion besi (III) yaitu memepelajari raksi reduksi ion besi (III) secara fotokimia dan mempelajari pemanfaatan cetak biru maka dapat disimpulkan bahwa reaksi fotokimia reduksi ion besi (III) menjadibesi (II) terjadi dengan bantuan sinar cahaya matahari dan cetak biru yang timbul pada kertas peka adalah warna biru yang berasal dari senyawa kompleks Fe3[Fe(CN)6]2.

2.        Saran
Untukpraktikumselanjutnyadiharapkankertaspeka yang akandihimpitkanpadakertasobjek, kertaspekatersebutharustelahkeringsempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Khaira, Kuntum. 2013. Penetuan kadar besi (Fe) air sumur dan air PDAM dengan metode spektrofotometri. Jurnal Saintek. Vol. V. No. 1

Mulyani, Sri dan Hendrawan. 2003. Kimia Fisika II.Bandung: JICA..
                                                                                   
Mulyono. 2006. Kamus Kimia. Jakarta: Bumi Aksara.
                                                                                               
Sugiyarto, Kristian H. 2006.Kimia Anorganik II. Yogyakarta: JICA.          

Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikro. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.

Tim Dosen Kimia Anorganik. 2017. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Makassar: FMIPA UNM

Wulandari, Ika Oktavia., Sri Wardhani., dan Danar Purwonugroho. 2014. Sintesis dan karakterisasi fotokatalis ZnO pada zeolit. Kimia Student Journal. Vol 1. No. 2.
Yuliyanto, Mohammad Endy., Dwi Handayani., dan Silviana. 2012. Kajian pengolahan limbah industri fathy alcohol dengan teknologi photokatalitik menggunakan enrgi surya. Jurnal Teknik Kimia. Vol. 4. No. 1.


JAWABAN PERTANYAAN
1.      Larutan yang memiliki pH lebihrendahyaitu Fe3+dapatdilihatdariperhitunganberikut :
a.       Untuk Fe2+
Fe(OH)2                Fe2+  +  2OH-
                               S            2S
Ksp            = S(2S)2
4,8.10-18     = 4S3
S3               = 1,2.10-16
pH             = 14- log 1,2.10-16
                  = 14-6- log 1,2
                  = 8,025
b.      Untuk Fe3+
Fe(OH)3                      Fe3+  +  3OH-
                               S             3S
Ksp            = S(3S)3
3,7.10-38     = 27S4
S4               = 1,407.10-39
S                = 1,936.10-10
pH             = 14- (10-log 1,936)
                  = 4,128
Fe3+memilikibiloks yang lebihbesardaripada Fe2, sehingga Fe3+lebihkekurangan electron.Hal inisesuaidengankonsepasamlewis, dimanaspesies yang kurang electron akanbersifatasam.
2.      Larutandiammoniumhidrofosfatdapatmenghambatreaksiredoksantarabesi (III) denganasamoksalatkarenadiammoniumhidrofosfatbersifatbasa, semakinbanyaklarutaniniditambahkanmaka pH semakinbaiksehinggareaksiantarabesi (II) semakinsukarterjadi.



0 comments:

Post a Comment