Saturday 7 July 2018

Makalah metodologi penelitian "variabel penelitian" lengkap

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penelitian adalah suatu proses mencari tahu sesuatu secara sistematis dalam waktu yang relatif lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku. Salah satu komponen penelitian yang mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan proses studi secara komprehensif  adalah variabel penelitian.  Variabel merupakan atribut sekaligus objek yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Ada beberapa jenis variabel dalam penelitian. Variabel-variabel dimaksud antara lain: variabel bebas dan variabel terikat, variabel aktif dan variabel atribut, variabel kontinu dan variabel kategori termasuk juga variabel laten. Selain itu kriteria atau syarat suatu variabel yang baik dalam pengembangannya harus dipahami dan dimengerti dengan baik sehingga menjadi dasar identifikasi dan pengembangan variabel-variabel penelitian. Oleh karena itu, kami akan membahas tentang variabel penelitian tersebut dalam makalah ini.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan variabel penelitian?
2. Bagaimana ciri-ciri variabel penelitian?
3. Bagaimana jenis-jenis variabel penelitian?
4. Bagaimanakah pengukuran variabel penelitian?
5. Bagaimanakah korelasi variabel penelitian?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian variabel penelitian.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri variabel penelitian.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis variabel penelitian.
4. Untuk mengetahui pengukuran variabel penelitian.
5. Untuk mengetahui korelasi variabel penelitian.



















BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN VARIABEL
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain. Pengertian lain bahwa variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep tertentu.
Variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Kalau ada pertanyaan tentang apa yang akan di teliti, maka jawabannya berkenaan dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Secara teoritis variabel dapat didefiisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai “Variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain (Hatch dan Farhady,1981). Dinamakan variabel karena ada variasinya.
Menurut Y.W Best yang disebut variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atau serenteristik-serenteristik yang oleh peneliti  dimanupulasikan, dikontrol atau dioservasi dalam suatu penelitian. Sedang Direktorat Pendidikan Tinggi Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Dari kedua pengerian tersebut dapatlah dijelaskan bahwa variabel penelitian itu meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang kan diteliti.
Apa yang merupakan variabel dalam sesuatu penelitian ditentikan oleh landasan teoritisnya, dan ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Karena itu apabila landasan teoritisnya berbeda, variabel-variebel penelitiannya juga akan berbeda. Jumlah variabel yang dijadikan objek pengamatan akan ditentukan oleh sofistikasi rancangan penelitiannya. Makin sederhana sesuatu rancangan penelitian, akan melibatkan variabel-variabel yang makin sedikit jumlahnya, dan sebaliknya.

B. CIRI-CIRI VARIABEL PENELITIAN
Dalam sebuah penelitian variabel memiliki tiga ciri khusus, yaitu: memiliki variasi nilai, membedakan satu objek dengan objek yang lainnya dalam satu populasi, dan bisa diukur.
1. Variabel mimiliki nilai yang bervariasi.
Dikarenakan variabel membedakan satu objek dengan objek lain dalam satu populasi , maka variabel haruslah memiliki nilai yang bervariasi. Misalnya sebagai berikut: dari suatu populasi yang terdiri dari 40 orang mahasiswa, indeks prestasi atau IP hanya akan menjadi variabel bila terdapat variasi nilai dalam IP pada populasi tersebut. Dan sebaliknya, jika dari 40 orang mahasiswa tersebut tidak terdapat variasi nilai dalam IP karena memiliki nilai IP yang sama, maka IP bukan termasuk dalam konsep variabel dari populasi kelompok tersebut. Contoh yang lainnya, dari suatu populasi yang tinggal di suatu daerah tertentu, jenis pekerjaan atau profesi bukanlah merupaka variabel jika seluruh orang dalam populasi itu mempunyai profesi atau pekerjaan yang sama.
2. Variabel membedakan satu objek dari objek yang lainnya.
Objek – objek bisa menjadi anggota populasi karena memiliki suatu karakteristik yang sama. Walaupun sama, objek – objek dalam populasi masih bisa dibedakan satu sama lainnya dalam suatu variabel. Contohnya, populasi mahasiswa terdiri dari anggota yang mempunyai satu kesamaan karakterisktik, yaitu mahasiswa. Selain dari kesamaan tersebut, diantara mahasiswa tersebut memiiliki perbedaan dalam hal usia, agama, jenis kelamin, motivasi belajar, cara belajar, prestasi, tempat tinggal, pekerjaan orang tua, bakat, kecerdasa, dan sebagainya. Perbedaan – perbedaan tersebut merupakan variabel dikarenakan memiliki sifat membedakan di antara objek yang ada di dalam populasi mahasiswa tersebut.
3. Variabel harus bisa diukur.
Penelitian kuantitatif mengharuskan adanya hasil penelitian yang objektif, terukur dan selalu terbuka untuk diuji. Variabel berbeda dengan konsep, karena konsep belum tentu dapat diukur sedangkan variabel bisa diukur. Variabel adalah operasionalisasi konsep (Bouma, 1993:38). Contohnya sebagai berikut, belajar adalah konsep dan hasil belajar adalah variabel, mahasiswa adalah konsep dan jumlah mahasiswa adalah variabel. Dengan demikian data dari variabel penelitian harus stampak dalam perilaku yang bisa diukur dan diobservasi, misalnya prestasi belajar adalah jumlah jawaban yang benar dihasilkan oleh mahasiswa dalam mengerjakan sebuah tes.

C. JENIS – JENIS VARIABEL PENELITIAN
1. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab atau berubahnya variabel lain (variabel dependen). Juga sering disebut dengan variabel bebas, prediktor, stimulus, eksougen atau antesendent yang sedang dianalisis hubunganya atau pengaruhnya terhadap variabel terikat. Variabel independen biasa disimbolkan dengan variabel (X).
Variabel bebas adalah sebab yang dipandang sebagai sebab kemunculan variabel terikat (Y) yang dipandang (atau diduga) sebagai akibatnya. Dinamakan sebagai Variabel Bebas karena bebas dalam mempengaruhi variabel lain.
Contoh:
Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar
Variabel bebas adalah: motivasi belajar


2. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel lain (variabel bebas). Juga sering disebut variabel terikat, variabel respons atau endogen. Variabel inilah yang sebaiknya dikupas secara mendalam pada latar belakang penelitian. Berikan porsi yang lebih dalam membahas variabel terikat daripada variabel bebasnya karena merupakan implikasi dari hasil penelitian. Variabel dependen biasanya disimbolkan dengan (Y). Disebut Variabel Terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebas/variabel independent. Antara variabel Independent dan Dependent, masing-masing tidak berdiri sendiri tetapi selalu berpasangan.
Contoh:
Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar
Variabel terikat adalah: hasil belajar
3. Variabel Moderating
Variabel moderating adalah variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel moderating juga sering disebut sebagai variabel bebas kedua dan sering dipergunakan dalam analisis regresi linear atau pada structural equation modelling.
Contoh:
Hubungan semangat belajar dan hasil belajar siswa akan meningkat jika guru mampu menciptakan iklim kelas yang meyenangkan, namun akan menuruh jika guru tidak mampu menciptakan iklim belajar yang menyenangkan.
Guru mampu menciptakan iklim yang menyenangkan adalah variabel moderator yang memperkuat,
Guru tidak mampu menciptakan iklim yang menyenangkan adalah variabel moderator yang memperlemah.

4. Variable intervening
Variabel Intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, tetapi tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel Penyela/Antara yang terletak diantara Variabel Bebas dan Variabel Terikat, sehingga Variabel Bebas tidak secara langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya Variabel Terikat.
Contoh :
Tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap umur harapan hidup. Di sini ada varaibel antaranya yaitu yang berupa Gaya Hidup seseorang. Antara variabel penghasilan dan gaya hidup terdapat variabel moderator yaitu Budaya Lingkungan Tempat Tinggal.
5. Variabel Kontrol
Variabel Kontrol adalah Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh factor luar yang tidak diteliti. Variabel Kontrol sering dipakai oleh peneliti dalam penelitian yang bersifat membandingkan, melalui penelitian eksperimental.
Contoh :
Pengaruh Metode Pembelajaran terhadap Penguasaan Keterampilan Pertolongan. Variabel Bebasnya adalah Metode Pembelajaran, misalnya Metode Ceramah & Metode Demonstrasi. Sedangkan Variabel Kontrol yang ditetapkan adalah sama, misalnya Standard Keterampilan sama, dari kelompok mahasiswa dengan latar belakang sama (tingkat/semesternya sama), dari institusi yang sama. Dengan adanya Variabel Kontrol tersebut, maka besarnya pengaruh Metode Pembelajaran terhadap Penguasaan Keterampilan dapat diketahui lebih pasti.



D. PENGUKURAN VARIABEL PENELITIAN
 Pengukuran variabel adalah proses menentukan jumlah atau intensitas informasi mengenai orang, peristiwa, gagasan, dan atau obyek tertentu serta hubungannya dengan masalah atau peluang bisnis. Dengan kata lain, menggunakan proses pengukuran yaitu dengan menetapkan angka atau tabel terhadap karakteristik atau atribut dari suatu obyek, atau setiap jenis fenomena atau peristiwa yang mengunakan aturan-aturan tertentu yang menunjukkan jumlah dan atau kualitas dari faktor-faktor yang diteliti.
Pengukuran merupakan keniscayaan dalam penelitian ilmiah, karena pengukuran itu merupakan jembatan untuk sampai pada observasi. Penelitian selalu mengharuskan pengukuran variabel dalam relasi yang dipelajarinya. Pengukuran variabel itu ada yang mudah, seperti konsep ‘jenis kelamin’, dan ada yang sulit, seperti konsep inteligensi.
Pengukuran variabel merupakan tahap awal dari kegiatan pengukuran dalam penelitian. Tujuan pengukuran variabel ini baru pada tahap menjawab pertanyaan “bagaimana cara untuk mengukur variabel tersebut”? Selanjutnya muncul pertanyaan lanjutan; “apa yang diukur” atau “bagaimana cara merubah konsep, dan “apa alat ukurnya”.
Mengukur adalah sebuah proses kuantifikasi, karena itu setiap kegiatan pengukuran berkaitan dengan jumlah, dimensi atau taraf dari sesuatu obyek/gejala yang diukur. Hasil dari pengukuran itu biasanya dilambangkan dalam bentuk bilangan.
Posedur pengukuran variabel dimulai dari pembuatan definisi operasional konsep variabel. Kerlinger mengungkapkan, bahwa definisi operasional itu melekatkan arti pada suatu konsep variabel dengan cara menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan yang perlu untuk mengukur suatu konsep variabel itu. Atau dengan ungkapan lain, definisi operasional merupakan spesifikasi kegiatan peneliti dalam mengukur suatu variabel atau memanipulasaikannya. Suatu contoh definisi operasional yang sederhana (kasar) dari konsep ‘inteligensi’ adalah skor yan dicapai pada tes intelegensi X.
Ada dua cara pembuatan definisi operasional, terukur dan eksprimental. Definisi operasional terukur memaparkan cara pengukuran suatu variabel, sedangkan definisi operasional eksperimental menyebutkan rincian-rincian hal yang dilakukan peneliti dalam memanipulasi sesuatu variabel. Contoh di atas adalah definisi oprerasional terukur, sedangkan contoh definisi eksperimental untuk konsep ‘penguatan’ (reinforcement),dapat diberikan dengan menyatakan secara rinci bagaimana subyek-subyek diberi penguat (imbalan) dan tidak diberi penguat (tidak diberi imbalan) karena melaksanakan tingkah laku tertentu.

E. KORELASI VARIABEL PENELITIAN
Pada intinya penelitian ilmiah adalah mencari hubungan antara variabel, sedangkan data-data yang diperoleh dari lapangan merupakan unsur-unsur yang akan mencantumkan apakah variabel-variabel tersebut memiliki hubungan atau tidak.
Dalam hubungan antara variabel ini ada beberapa jenis hubungan yang perlu diketahui, yaitu:
1. Hubungan simetris
2. Hubungan timbal balik, (reciprocal), dan
3. Hubungan asimetris
Secara lebih jelasnya beberapa jenis hubungan tersebut dapat dilihat dalam uraian di bawah ini:
1. Hubungan simetris
Hubungan simetris terjadi apabila :
a. Kedua variabel adalah akibat dari suatu vaktor yang sama, misalnya meningkatnya penggunaan internet dikalangan masyarakat dengan, naiknya jumlah oplah surat kabar, merupakan dua variabel yang tidak saling mempengaruhi, namun diakibatkan oleh faktor yang sama, yaitu meningkatnya kebutuhan informasi ditengah masyarakat.
b. Kedua variabel berkaitan secara fungsional, misalnya hubungan antara petani dengan cangkul, hubungan guru dengan murid, hubungan dokter dengan pasien, dan sebagainya.
c. Kedua variabel mempunyai hubungan karena kebetulan semata-mata, misalnya secara kebetulan semua murid berkacamata gemar membaca. Hubungan antara variabel murid berkacamata dengan gemar membaca adalah hubungan simetris.
2. Hubungan timbal balik
Hubungan timbal balik merupakan hubungan antar dua variabel yang saling timbal balik, maksudnya adalah satu variabel dapat menjadi sebab dan juga akibat terhadap varibel lainnya, demikian pula sebaliknya, sehingga tidak dapat ditentukan variabel mana yang menjadi sebab atau variabel mana yang menjadi akibat. Misalnya dalam waktu variabel x mempengaruhi y, dan dalam waktu lain variabel y dapat mempengaruhi variabel x.
Contoh, hubungan antara motivasi belajar dengan minat membaca, motivasi belajar dapat mempengaruhi minat membaca, demikian pula sebaliknya, minat membaca dapat mempengaruhi motivasi belajar. Contoh lain, penenaman modal (investment) mendatangkan keuntungan, dan sebaliknyak keuntungan akan memungkinkan timbulnya penanaman modal. Berdasarkan contoh-contoh ini, variabel terpengaruh pada berubah menjadi variabel pengaruh di waktu lain, demikian pula sebaliknya.
3. Hubungan Asimetris
Hubungan asimetris adalah hubungan antara variabel, yakni suatu variabel mempengaruhi variabel lain, namun sifatnya tidak timbal balik. Pada dasarnya inti pokok analisis-analisis sosial terletak pada hubungan asimetris ini. Misalnya, hubungan antara keamanan suatu negara dengan penanaman modal asing. Keamanan suatu negara akan mempengaruhi tingkat penanaman modal (investasi) asing dinegara tersebut. Tingginya angka pengangguran dapat mempengaruhi tingkat kriminalitas di masyarakat; tingkat pendidikan mempengaruhi pola hidup sehat; tingkat pendapatan mempengaruhi pola konsumsi masyarakat, dan sebagainya.
Hubungan antara suatu variable satu atau lebih variable lainnya merupakan hipotesis dalam penelitian. Jadi hipotesis adalah kesimpulan sementara /tentative tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis ini akan memberikan arah dari proses pengumpulan data, dan hendaknya/oleh karenanya harus diformulasikan sebagai berikut:
1. Dinyatakan dalam bentuk yang sederhana mungkin
2. Konsisten dengan teori yang ada atau konsistendengan fakta yang diketahui. Harus reasonable (masuk akal).
3. Menggambarkan hubungan antara variable-variabel
4. Harus memberikan petunjuk bagaimana hubungan itu harus diuji. Ini berarti bahwa variable-variabel yang dicantumkan dalam hipotesi harus dapat diukur (dikuantitatifkan) dan arah hubungan antara variable-variabel itu harus jelas.













BAB III
KESIMPULAN

1. Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.
2. Ciri-Ciri Variabel Penelitian
a. Variabel mimiliki nilai yang bervariasi.
b. Variabel membedakan satu objek dari objek yang lainnya.
c. Variabel harus bisa diukur.
3. Jenis-Jenis Variabel Penelitian
a. Variabel Independen
b. Variabel Dependeng
c. Variabel moderating
d. Variabel intervening
e. Variabel control
4. Pengukuran variabel merupakan tahap awal dari kegiatan pengukuran dalam penelitian.
5. Posedur pengukuran variabel dimulai dari pembuatan definisi operasional konsep variabel.
6. Korelasi Variabel Penelitian
a. Hubungan Simetris
b. Hubungan Timbal Balik
c. Hubungan Asimetris





DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Muhammad Zainal. 2008. Penelitian Korelasional. (artikel). Dalam http://www.Muhammad Zainal Abidin Personal Blog.htm. di akses tanggal 25 September 2010.
Atmodjo, J. Tri. 2005. Modul Penelitian Korelasi (artikel). Jakarta: Fikom Universitas Mercubuana Jakarta
Emzir. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Pergoda.
Fraenkel, J.R dan Wellen, N.E. 2008. How to Design and Evaluate research in Education. New York: McGraw-Hill.
https://leecan02.wordpress.com/2009/10/20/variabel-penelitian/
http://catatanenyrahayu.blogspot.co.id/2013/03/makalah-metodologi-penelitian-variabel.html
McMilan, J dan Schumacher, S. 2003. Research in Education. New York: Longman.
Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra edisi ketiga. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Ruseffendi. 1993. Statistika untuk Penelitian Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Perguruan Tinggi.
Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.
Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya


0 comments:

Post a Comment