Saturday 7 July 2018

MAKALAH PROFESI KEGURUAN “PENGELOLAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING”

PENGELOLAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING


Kegiatan bimbingan dan konseling dapat mencapai hasil yang efektif bila mana dimulai dari adanya program ynag disusun dengan baik. Program bimbinga berisi rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka pemberian layanan bimbingan dan konseling.
Menurut pendapat Hotch dan Costor yang dikutip oleh Gipson dan Mitchell (1981) program bimbingan dan konseling adalah suatu program yang memberikan layanan khusus yang dimaksudkan untuk membantu individu dalam mengadakan peyesuaian diri.
A. Langkah -langkah penyusunan program bimbingan
Dalam penyusunan program bimbingan perlu ditempuh langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh Miller yang dikutip oleh Rochman Natawidjaja dan Moh. Surya (1985) sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
Langkah ini dilakukan melalui survei untuk menginventarisasi tujuan, kebutuhan dan kemampuan sekolah serta kesiapan sekolah yang bersangkutan untuk melaksanakan program bimbingan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menentukan langkah awal pelaksaan program.
2. Pertemuan-pertemuan permulaan dengan para konselor yang telah diunjuk oleh pemimpin sekolah. Tujuan pertemuan ini untuk menyamakan pemikiran tentang perlunya program bimbingan, serta merumuskan arah program yang akan disusun.
3. Pembentukan panitia sementara untuk merumuskan program bimbingan. Panitia ini bertugas merumuskan tujuan program bimbingan yang akan disusun, mempersiapkan bagan organisasi dari program tersebut, dan membuat kerangka dasar dari program bimbingan yang akan disusun.
4. Pembentukan panitia penyelenggara program. Panitia ini bertugas mempersiapkan program tes, mempersiapkan dan melaksanakan system pencatatata, dan melatih para pelaksana program bimbingan untuk melaksanakankegiatan tersebut.
B. Orientasi bimbingan dan konseling
Orientasi yang dimaksudkan disini adalah ialah “ pusat perhatian” atau “titik berat pandang”.
1. Orientasi perseorangan (Individu)
    Pada hakikatnya setiap individu itu memiliki perbedaan satu sama lainnya. Perbedaan itu dapat bersumber dari latar belakang pengalamannya, pendidikan, sifat-sifat kepribadian yang dimiliki dan sebagainya. Perbedaan latar belakang individu ini dapat mempengaruhinya dalam cara berpikir, cara berperasaan, dan cara menganalisis masalah. Dalam layanan bimbingan dan konseling hal ini harus menjadi perhatian besar.
   Sejumlah kaidah yang berkaitan dengan orientasi perorangan dalam bimbingan dan koseling dapat diketahui sebagai berikut :
a. Semua kegiatan yang diselenggerakan dalam rangka pelayanan bimbingan dan koseling diarahkan bagi peningkatan perwujudan dari setiap individu yang menjadi sasaran layanan.
b. Pelayanan  bimbingan dan konseling meliputi kegiatan berkenan dengan individu untuk memahami kebutuhan-kebutuhannya, motivasi-motivasinya dan kemampuan potensialnya, yang semuanya unik, serta untuk membantu individu agar dapat menghargai kebutuhan,motivasi, dan potensinya itu kearah pengembangannya yang optimal, dna pemanfaatan yang sebesar-besarnya bagi diri dan lingkungannya.
c. Setiap klien harus diterima sebagai individu dan harus ditangani secara individual.
d. Tanggung jawab konselor untuk memahami minat, kemampuan, dan perasaan klien serta untuk menyesuaikan program-progarm pelayanan dengan kebutuhan klien setepat mungkin.
2. Orientasi perkembangan
     Orientasi perkembangan dalam bimbngan dan konseling lebih menekankan lagi pentingnya peranan perkembangan yang terjadi dan yag hendaknya diterjadikan pada diri individu. Bimbingan dan konseling memusatkan perhatiannya pada keseluruhan proses perkembangan itu.
     Ivey dan rigazio digilio ( dalam mayer,1992) menekankan bahwa orientasi perkembangan justru merupakan ciri khas yang menjadi inti gerakan bimbingan. Perkembangan merupakan konsep inti dan terpadukan, serta menjaditujuan dari segenap layanan bimbingan dan koseling.
    Masing-masing individu berbeda pada usia perkembangannya. Dalam setiap tahap usia perkembangan, individu yang bersangkutan hendaknya mampu mewujudkan tugas-tugas perkembangannya itu. Pencapaian tugas perkembangan disuatu tahap perkembangan akan mempengaruhi perkembangan berikutnya (Ratna Asmara Pane, 1988).
     Pencapaian atau perwujudan tugas-tugas perkembangan setiap tahap atau periode merupakan salah satu tolak ukur dalam mendeteksi masalah-masalah yang dihadapi klien / siswa.Penyimpangan tingkah laku dan pola pikirdapat diketahui dari pencapaian tugas-tugas perkembangannya.
    Bertolak dari pemahaman tentang perkembangan klien ini, konselor dapat segera mendiaknosis sumber timbulnya permasalahan klien.Dengan demikian pemberian layanan dapat berlangsung efektif dan efisien.
3. Orientasi permasalahan.
     Layanan bimbingan dan konseling harus bertolak dari masalah yang sedang dihadapi oleh klien.Konselor hendaknya tidak terperangkap dalam masalah-masalah lain yang tidak dikeluhkan oleh klien.Hal ini disebut dengan asas kekinian (Prayitno, 1985). Artinya pembahasan masalah difokuskan pada masalah yang saat ini (saat berkonsultasi) dirasakan oleh klien. Oleh karena itu, konselor harus arif dan bijaksana dalam menanggapi pembicaraan klien. Konselor harus selalu sadar akan arah sasaran yang akan dituju untuk memecahkan masalah klien.
Jenis masalah yang mungkin diderita oleh individu umat amat bervariasi. Roos L. Mooney ( dalam Prayitno, 1987) mengidentifikasi 330 masalah yang digolongkan ke dalam sebelas kelompok masalah, yaitu kelompok masalahyang berkenan dengan :
a. Perkembangan jasmani dan kesehatan
b. Keuangan, keaadan lingkungan dan pekerjaan
c. Kegiatan social dan reaksi
d. Hubugan muda-mudi, pacarana dan perkawinan
e. Hubungan social kejiwaan
f. Keaadan pribadi kejiwaan
g. Moral dan agama
h. Keadaan rumah dan keluarga
i. Masa depan Pendidikan dan pekerjaan
j. Penyesuian terhadap tugas-tugas sekolah
k. Kurikulum sekolah dan prosedur pengajara.
C. Ruang lingkup pelayanan bimbingan dan konseling
    Pelayanan bimbingan dan konseling memiliki peranan penting, baik bagi individu yang berada dalam lingkungan sekolah, rumah tangga (keluarga), maupun masyarakat pada umumnya.
1. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah 
    Sekolah merupakan Lembaga formal yang secara khusus dibentuk untuk menyelenggerakan Pendidikan bagi warga masyarakat. Dalam kelembagaan sekolah terdapat sejumlah bidang kegiatan dan bidang pelayanan bimbingan dan pelayanan bimbingan konseling dan konseling mempunyai kedudukan peranan yang khusus.
a. Keterkaitan antara bidnag pelayanan bimbingan konseling dan bidang-bidang lainnya.
Dalam proses Pendidikan, khususnya di sekolah, mortensen dan schmuller (1976) mengemukakan adanya bidang-bidang tugas atau pelayanan yang saling terkait. Terdapat tiga bidang pelayanan Pendidikan yaitu bidang kurikulum dan pengajaran, bidang administrasi dan kepemimpinan dan kesiswaan:
1) Bidang kurikulum dan pengajaran meliputi semua bentuk pengembangan kurikulum dan pelaksanaan pengajaran, yaitu penyampaian dan pengembangan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kemampuan berkomunikasi peserta didik.
2) Bidang administrasi atau kepemimpinan, yaitu bidang meliputi beragai fungsi berkenan dengan tanggung jawab dan pengambilan kebijaksanaan, serta bentuk-bentuk kegiatan pengolahan dan administrasi sekolah, seperti perencanaan, pembiayaan , pengadaan, dan pengembangan staf, prasarana dan sarana fisik dan pengawasan.
3) Bidang kesiswaan yaitu bidang yang melputi berbagai fungsi dan kegiatan yang mengacu kepada pelayanan kesiswaan secara individual agar masing-masing peserta didik itu dapat berkembang sesuai dengan bakat, potensi, dan minat-minatnya, serta tahap-tahap perkembangannya. Bidang ini dikenal sebagai bidang pelayanan bimbingan dan konseling.
b. Tanggung jawab konselor sekolah
Tenaga inti dalam bidang pelayan bimbingan dan konseling ialah konselor. Konselor inlah yang mengendalikan dan sekaligus melaksanakan berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya itu konselor menjadi “pelayan” bagi pencapaian tujuan Pendidikan secara menyeluruh,khususnya bagi terpenuhinya kebutuhan dan tercapainya tujuan-tujuan perkembangan masing-masing peserta didik. Dalam kaitannya dengan tujuan yang luas itu, konselor tidak hanya berhubungan dengan peserta didik atau siswa saja ( sebagai sarana utama layanan), melainkan juga dengan berbagai pihak yang dapat secara bersama-sama menunjang pencapaian tujuan itu, yaitu sejawat ( sesama konselor, guru, dan personal sekolah lainnya), orang tua dan masyarakat pada umumya. Kepada merekalah konselor menjadi “pelayan” dan tanggung jawab dalam arti penuh dengan kehormatan, dedikasi dan keprofesionalan.)
2. Pelayanan bimbingan dan konseling di luar sekolah
a. Bimbingan dan konseling keluarga
Bimbingan dan konseling keluarga, menrut palmo, dkk., sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru. Dikatakan, pelayanan tersebut telah dimulai sejak pertengahan tahun 1940-an dan sejak tahun 1980-an pelayanan yang menangani permasalahan dalam keluarga itu tamak berkembang dengan cepat. Pelayanan tersebut ditujukan kepada  seluruh anggota keluarga yang memerlukannya. Segenap fungsi, jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling pada dasarnya dapat diterapkan dengan memperhatikan kesesuaian dengan masing-masing kerakteristik anggota keluarga yang memerlukan pelayanan itu. Khusus untuk anggota keluarga yang masih duduk dibangku Pendidikan formal, peranan konselor sekolah amat besar.
b. Bimbingan dan konseling dalam lingkungan yang lebih luas.
Pelayanan bimbingan dan lonseling yang menjangkau daerah kerja yanglebih luas itu perlu diselenggerakan oleh konselor yang bersifat multidimensional (chiles & eiken, 1983), yaitu yang mampu bekerja sama selain dengan guu, administrator, dan orang tua, juga dengan berbagai komponen dan Lembaga di masyarakat secara lebih luas. Konselor seperti itu bekerja dengan masalah-masalah personal. Emosional, social, Pendidikan, dan pekerjaan, yang kesemuanya itu untuk mencegah timbulnya masalah, pengentasan masalah, dan menunjang perkembangan individu anggota masyarakat.
D. Jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
    Menurut Sukardi (2008: 60), ada sejumlah layanan dalam bimbingan dan konseling di sekolah diantaranya sebagai berikut :
1. Layanan orientasi
      Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru dana tau seseorang terhadap lingkungan yang dimasukinya.
     Layanan orientasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik dan pihak – pihak lain yang dapat memberikan pengaruh besar terhadap peserta didik (terutama orang tua) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta didik untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru ini.
Materi kegiatan layanan orientasi menyangkut:
a. Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah.
b. Peraturan dan hak – hak serta kewajiban siswa.
c. Organisasi dan wadah – wadah yang dapat membantu dan meningkatka hubungan soaial siswa.
d. Kurikulum dengan seluruh aspek – aspeknya.
e. Peranan kegiatan bimbingan karier.
f. Peranan pelayanan bimbingan dan konseling dalam membantu segala jenis masalah dan kesulitan siswa.
2. Layanan informasi
     Secara umum, Bersama dengan layanan orientasi bermaksud memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau renacana yang dikehendaki.
     Layanan informasi yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan pihak – pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik (terutama orang tua) dalam menerima dan memahami informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari – hari sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat.
Materi layanan informasi menyagkut:
a. Tugas – tugas perkembangan masa remaja akhir, yaitu tentang kemampuan dan perkembangan pribadi.
b. Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat, serta bentuk – bentuk penyaluran dan pengembangannya.
c. Tata tertib sekolah, cara bertingkah laku, tata karma, dan sopan santun.
d. Nilai – nilai sosial, adat istiadat, dan upaya yang berlaku dan perkembangan di masyarakat.
e. Mata pelajaran dan pembidangannya.
f. System penjurusan, kenaikan kelas, dan syarat – syarat mengikuti ujian akhir.
g. Fasilitas penunjang/ sumber belajar.
h. Cara mempersiapkan diri dan belajar di sekolah.
i. Syarat – syarat memasuki jabatan, kondisi jabatan/karier serta prospeknya.
j. Langkah – langkah yang perlu ditempuh guna menentukan jabatan/karier.
k. Memasuki perguruan tinggi yang sejalan dengan cita – cita karier.
l. Pelaksanaan pelayanan bantuan untuk masalah pribadi, sosial, belajar, dan karier.
3. Layanan penempatan dan penyaluran
    Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan/penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan atau program studi, program pilihan, kegiatan ekstra kurikuler) sesuai dengan potensi, bakat, dan minat serta kondisi pribadinya.
     Individu sering mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan, sehingga tidak sedikit individu yang bakat, kemampuan minat, dan hobinya tidak tersalurkan dengan baik. Sehingga mereka memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang-orang dewas, terutama konselor, dlam menyalurkan potensi dan mengembangkan dirinya.
Materi kegiatan layanan penempatandan penyaluran meliputi;
a. Penempatan kelas siswa, program studi/jurusan dann pilihan ekstra kurikuler yang dapat menunjang pengembangan sikap, kebiasaan, kemampuan, bakat, dan minat.
b. Penempatan dan penyaluran dalam kelompok sebaya, kelompok belajar, dan organisasi kesiswaan serta kegiatan sosial sekolah.
c. Membantu dalam kegiatan program khusus sesuai dengan kebutuha siswa.
d. Menempatkan dan menyalurkan siswa pada kelompok yang membahas pilihan khusus program studi sesuai dengan rencana karier, kelompok latihan keterampilan dan kegiatan ekstrakurikuler atau magang yang diadakan sekolah atau lembaga kerja/industri.
4. Layanan bimbingan belajar
      Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian.
Materi kegiatan layanan bimbingan belajar meliputi;
a. Mengembangkan pemahaman diri, terutama pemahaman sikap, sifat, kebiasaan, bakat, minat, kekuatan – kekuatan dan penyalurannya, kelemahan – kelemahan dan penanggulangannya, dan usaha – usaha pencapaian cita – cita/perencanaan masa depan.
b. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bertingkah laku dalam hubungan sosial dengan teman sebaya, guru, dan masyarakat luas.
c. Mengembangkan sikap dan kebiasaan dalam disiplin belajar dan berlatih secara efektif dan efisien.
d. Teknik penguasaan materi pelajaran, baik ilmu pengetahuan teknologi, dan kesenian.
e. Membantu memantapkan pilihan karier yang hendak dikembangkan melalui orientasi dan informasi dunia kerja dan perguruan tinggi yang sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan.
f. Orientasi belajaar di perguruan tinggi
g. Orientasi hidup berkeluarga.
5. Layanan konseling perorangan
    Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik mendaptkan layanan langsung secara tatap muka dengan guru pembimbing/konselor dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahannya.
Materi layanan konseling perorangan meliputi;
a. Pemahaman sikap, kebiasaan, kekuatan diri dan kelemahan, bakat dan minat, serta penyalurannya.
b. Pengentasan kelemahan diri dan pengembangan kekuatan diri.
c. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, menerima dan menyampaikan pendapat, bertingkah laku sosial, baik di rumah, sekolah, dan masyarakat.
d. Mengembangkan sikap kebiasaan belajar yang baik, disiplin, dan berlatih pengenalan belajar sesuai dengan kemampuan kebiasaan, dan potensi diri.
e. Pemantapan pilihan jurusan dan perguruan tinggi.
f. Pengembangan dan pemantapan kecenderungan karier dan pendidikan lanjutan yang sesuai dengan rencana karier.
g. Informasi karier, dunia kerja, penghasilan, dan prospek masa depan karier.
6. Layanan bimbingan dan konseling kelompok
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok.Dinamika kelompok adalah suasana yang hidup, yang berdenyut, yang bergerak, yang berkembang, yang ditandai dengan adanya interaksi antarsesama anggota kelompok.Pelayanan konseling kelompok merupakan pelayanan konseling yang diselenggarakan dalam suasana kelompok.
Materi layanan konseling kelompok mencakup:
a. Pemahaman dan pengembangan sikap, kebiasaan, bakat, minat, dan penyalurannya.
b. Pemahaman kelemahan diri dan penanggulangannya, pengenalan kekuatan diri dan pengembangannya.
c. Perencanaan dan perwujudan diri.
d. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, menerima/menyampaikan pendapat, bertingkah laku dan hubungan sosial, baik di rumah, di sekolah, dan di masyarakat.
e. Mengembangkan hubungan teman sebaya baik di rumah, di sekolah, dan di masyarakat sesuai dengan kondisi, peraturan materi pelajaran.
f. Mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar, disiplin belajar, dan berlatih, serta teknik – teknik penguasaan materi pelajaran.
g. Pemahaman kondisi fisik, sosial, dan budaya dalam kaitannya dengan orientasi belajar di perguruan tinggi.
h. Mengembangkan kecenderungan karier yang menjadi pilihan siswa.
i. Orientasi dan informasi karier, dunia kerja, dan prospek masa depan.
j. Informasi perguruan tinggi yang sesuai dengan karier yang akan dikembangkan.
k. Pemantapan dalam mengambil keputusan dalam rangka perwujudan diri.
Untuk menunjang kelancaran pemberian layanan-layanan seperti yang telah dikemukakan di atas, perlu dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung, mencakup:
1) Aplikasi Instrumentasi Data;merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik, tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan lainnya, yang dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen, baik tes maupun non tes, dengan tujuanuntuk memahami peserta didik dengan segala karakteristiknya dan memahami karakteristik lingkungan.
2) Himpunan Data; merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup.
3) Konferensi Kasus; merupakan kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien. Pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup. Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat terhadap klien dalam rangka pengentasan permasalahan klien.
4) Kunjungan Rumah; merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan rumah klien. Kerja sama dengan orang tua sangat diperlukan, dengan tujuan untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak orang tua/keluarga untuk mengentaskan permasalahan klien.
5) Alih Tangan Kasus; merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran atau konselor, dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dihadapinya melalui pihak yang lebih kompeten.


PENUTUP
A. Kesimpulan
     Layanan bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuanyang diberikan kepada siswa secara terus menerus agar tercapai kemandiriandalam pemahaman diri dan siswa dapat mencapai perkembangan yang optimal,sesuai dengan potensinya sehingga siswa sanggup mengarahkan dirinya sesuaidengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.Sejalan dengan visi tersebut, maka misi bimbingan dan konseling harus membantu memudahkan siswa mengembangkan seluruh aspek kepribadiannya seoptimal mungkin, sehingga terwujud siswa yang tangguh menghadapi masa kini dan masa mendatang.
    Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang integral darikeseluruhan proses pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah menjadi tanggung jawab bersama antarapersonel sekolah, yaitu kepala sekolah, guru, konselor, dan pengawas. Kegiatanbimbingan dan konseling mencakup banyak aspek dan saling kait mengkait,sehingga tidak memungkinkan jika layanan bimbingan dan konseling hanyamenjadi tanggung jawab konselor saja.













DAFTAR PUSTAKA
Prayitno,. Erman Amti.2004. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta:Rineka Cipta.
Soetjipto,. Raflis Kosasi.2007. Profesi Keguruan. Jakarta:Rineka Cipta
http://akhmadsudrajat.wordpress.com
http://dirgamath29.wordpress.com























MAKALAH PROFESI KEGURUAN
“PENGELOLAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING”


                                     


0 comments:

Post a Comment